Sukses

IHSG Naik 0,70 Persen Setelah Rilis Neraca Perdagangan April 2022 Surplus

IHSG menghijau ini juga didukung data ekonomi yaitu neraca perdagangan catat surplus signifikan pada April 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Selasa (17/5/2022) meski penguatan terbatas. Penguatan IHSG juga didukung aksi beli investor asing.

IHSG menghijau ini juga didukung data ekonomi yaitu neraca perdagangan catat surplus signifikan pada April 2022. Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 0,70 persen ke posisi 6.644,46. Indeks LQ45 naik 0,82 persen ke posisi 1.004,12. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG kembali tembus posisi 6.700. IHSG berada di posisi tertinggi 6.703,05 dan terendah 6.574,13. Sebanyak 317 saham menguat sehingga angkat IHSG. 223 saham melemah dan 156 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.475.498 kali dengan volume perdagangan 26 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 169,59 miliar di seluruh pasar.  Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.602.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau yang dipimpin indeks sektor saham energi. Indeks sektor saham energi melambung 3,34 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,13 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 1,09 persen.

Sedangkan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,89 persen dan indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,12 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus berturut-turut selama 2 tahun terakhir. Per April 2022, NPI mencetak surplus sebesar USD 7,56 miliar.

"Jadi (neraca perdagangan) surplus kita cukup tinggi dan ini beruntun selama 24 bulan (2 tahun)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Mei 2022.

Margo menuturkan, surplus NPI bulan April 2022 terbesar disumbang sektor non migas. Antara lain dari lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian disusul bahan bakar mineral.

Adapun negara penyumpang surplus terbesar yakni Amerika Serikat (AS), India dan Filipina. NPI Indonesia dengan AS mengalami surplus sebesar USD 1,6 miliar. Komoditas penyumbang utamanya dari pakaian dan aksesorisnya, atau rajutan dan alas kaki.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing pada 17 Mei 2022

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG masih sejalan bursa Asia yang juga bergerak menguat meski bursa Amerika Serikat bervariasi.

“Penguatan IHSG juga karena lagging periode atas pergerakan bursa global yang menguat kemarin saat global menguat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Adapun rilis neraca perdagangan April 2022 yang surplus, Herditya menilai, hal tersebut juga menjadi salah satu pendorong oleh tingginya ekspor sektor tambang. Hal ini karena harga komoditas dunia yang menguat.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham FORU melonjak 24,76 persen

-Saham KOBX melonjak 23,86 persen

-Saham INDX melonjak 22,50 persen

-Saham HOPE melonjak 20,20 persen

-Saham SLIS melonjak 20,11 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham CMNT melemah 6,99 persen

-Saham BNBA melemah 6,98 persen

-Saham AMOR melemah 6,93 persen

-Saham INPS melemah 6,91 persen

-Saham ENZO melemah 6,90 persen

 

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 352,7 miliar

-Saham KLBF senilai Rp 218,9 miliar

-Saham ADMR senilai Rp 75,7 miliar

-Saham PGAS senilai Rp 61,9 miliar

-Saham INDF senilai Rp 34,4 miliar

 

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham TLKM senilai Rp 200,5 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 193,4 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 162,5 miliar

-Saham INTP senilai Rp 95,8 miliar

-Saham MTEL senilai Rp 54,5 miliar

3 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia Pasifik kompak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini yang dipimpin saham Hong Kong.

Indeks Hang Seng melonjak 3,02 persen pada perdagangan Selasa sore setelah saham teknologi China melonjak. Saham Tencent naik 3,26 persne, saham Alibaba melonjak 5,38 persen dan saham Meituan naik 3,79 persen. Indeks Hang Seng teknologi bertambah 4,24 persen.

Bursa saham China juga kompak menguat. Indeks Shanghai naik 0,65 persen ke posisi 3.093,70 dan indeks Shenzhen mendaki 1,23 persen keposisi 11.230,16.

Indeks Jepang Nikkei bertambah 0,42 persen ke posisi 26.659,75. Indeks Topix menguat 0,19 persen ke posisi 1.866,71. Selain itu, indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,92 persen ke posisi 2.620,44. Sementara itu, indeks ASX 200 menguat 0,27 persen ke posisi 7.112,50. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 1,96 persen.

“Seperti yang sering terjadi dengan apsar saham, ketika berita sepertinya tidak akan menjadi lebih buruk, saat itu pelaku pasar mulai melihat kurang buruk sebagai barang baru,” ujar Senior Investment Strategist AllianceBernstein David Wong dilansir dari CNBC, Selasa, 17 Mei 2022.

4 dari 4 halaman

Indeks Dolar AS

Ia menambahkan, data fundamental China sangat buruk dan ada begitu banyak berita negatif sehingga sentimen yang berkembang akan ada lebih banyak dukungan kebijakan ekonomi, perusahaan dan pasar.

Pernyataan Wong ini seiring investor global selama berminggu-minggu bergulat dengan berbagai kekhawatiran mulai dari dampak ekonomi dan kebijakan ketat nol COVID-19 China hingga kekhawatiran potensi resesi di Amerika Serikat.

Indeks dolar AS berada di posisi 104,18 dari sebelumnya 104,5. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 129,34 per dolar AS. Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka melemah 0,36 persen menjadi USD 113,83 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat merosot 0,46 persen menjadi USD 113,68 per barel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.