Sukses

Investor Buru Saham Adhi Commuter Properti Seiring Minat Hunian TOD

Adhi Commuter Properti akan melepas sebanyak-banyaknya 28,6 persen saham dengan kisaran harga Rp 130 – Rp 200 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Commuter Properti (ADCP), pengembang properti berbasis transportasi massal pertama dan terbesar di Indonesia sedang melakukan proses penawaran saham perdana (IPO).

Investor minati saham anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) seiring  meningkatnya minat konsumen atas hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD).

Sekretaris Perusahaan PT Adhi Commuter Properti, Adi Sampurno menuturkan tidak hanya minat atas hunian TOD, investor juga mulai melihat prospek aset finansial berupa saham.

"Ini terefleksi dari minat investor yang sejak Kamis sampai Rabu (27 Januari-2 Februari 2022) penjualan saham melalui e-ipo terus meningkat dan hanya dalam waktu 3 hari awal masa penawaran (bookbuilding) sudah melebihi kuota minimal,” ujar Adi dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (3/2/2022).

Sampai saat ini angka tersebut terus bergerak dan bertambah dari waktu ke waktu. Besarnya animo calon investor juga tak lepas dari sentimen pasar modal yang saat ini berada dalam tren pemulihan (bullish).

Dalam sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada tren kenaikan. Sampai penutupan pasar Rabu, 2 Februari 2022, IHSG tercatat berada pada level 6.707, naik 1,62 persen.

Bahkan, dalam enam bulan terakhir, Indeks tercatat sudah naik hingga 9,59 persen. Hal ini dipercaya menjadi salah satu indikator pemulihan kepercayaan investor untuk menempatkan dananya di saham-saham Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adi menuturkan, investor masih memiliki kesempatan menggenggam saham ADCP. “Proses bookbuilding masih akan berlangsung sampai awal pekan depan, tepatnya 7 Februari 2022. Kami optimistis target yang sudah ditetapkan perusahaan maupun underwriter dapat tercapai dengan baik,” kata dia.

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan pekan lalu, Adhi Commuter Properti akan melepas sebanyak-banyaknya 28,6 persen saham dengan kisaran harga Rp 130 – Rp 200 per saham. Sesuai rencana, perusahaan akan mencatatkan saham perdananya di BEI pada 23 Februari 2022.

Sejalan dengan itu, berbagai proyek unggulan Adhi Commuter Properti juga mulai diburu konsumen. Adi menuturkan, minat konsumen yang tinggi tak lepas dari konsep bisnis perusahaan untuk membangun kawasan berbasis TOD.

"Oleh karenanya kami menargetkan pertumbuhan marketing sales 103 persen tahun ini dibanding 2021 dengan target pertumbuhan laba 49 persen,” ujar Adi menanggapi prospek sektor properti yang mulai pulih.

Dia mengatakan, kontribusi marketing sales terbesar 2021 berasal dari proyek Adhi City Sentul. Sejauh ini serapan rata-rata hunian kawasan ini mencapai 30 unit per bulan. Adapun sampai Januari 2022, penyumbang terbesar marketing sales berasal dari proyek LRT City Bekasi - Eastern Green.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Insentif

Ekonom dan Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo menuturkan, properti merupakan salah satu sektor yang terkait dengan pembiayaan di luar infrastruktur dan perbankan. "Sektor-sektor ini akan saling menyehatkan sehingga secara bertahap akan pulih," kata dia.

Khusus properti, sektor ini juga mendapatkan dukungan suntikan positif berupa insentif dan kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia.

"Insentif dan kebijakan tersebut memberikan berbagai kemudahan dalam berusaha,” kata Lucky. Ia juga menilai properti yang berbasis transportasi massal bagus dan inovatif.

Hal ini juga sejalan dengan Ketua Umum Real Estat Indonesia, Paulus Totok Lusida. Menurut dia, sektor properti akan bangkit pada tahun ini.

Berbagai insentif dan kebijakan mulai dari Undang Undang Cipta Kerja, uang muka nol persen, hingga pelonggaran loan to value (LTV) turut mendorong kebangkitan sektor properti. Secara khusus, ia juga menyinggung mengenai potensi apartemen dengan segmen pasar berbasis TOD.

"Apartemen seperti ini akan turut meminimalisir dampak dari kondisi pasar apartemen yang kelebihan pasokan (over supply),” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.