Sukses

Investor Menanti Hasil Pertemuan The Fed, Bursa Saham Asia Lesu

Bursa saham Asia melemah seiring investor menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia-Pasifik melemah pada perdagangan saham Rabu, (17/3/2021) seiring investor menunggu hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve selama dua hari.

Di Australia, indeks saham ASX 200 turun 0,48 persen, dan sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham energi dan material masing-masing turun 1,36 persen dan 1,35 persen. Sementara itu, saham perusahaan minyak dan tambang berusaha untuk menguat. Saham perusahaan tambang Rio Tinto dan BHP masing-masing susut 1,24 persen dan 1,56 persen.

Indeks saham Jepang Nikkei 225 cenderung mendatar, dan indeks saham Topix melemah. Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,64 persen.

Sementara itu, indeks saham Dow Jones melemah hampir 130 poin di wall street. Hal ini terjadi setelah indeks saham Dow Jones menguat selama tujuh hari berturut-turut.

Strategist Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong menuturkan, pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) akan menjadi perhatian pasar.

Dalam catatannya, ia menulis, imbal hasil obligasi AS dan dolar AS dapat melonjak jika pernyataan pasca rapat the Federal Reserve dan pernyataan Ketua The Federal Reserve Jerome Powell tidak dianggap cukup dovish.

“Kami tidak berharap FOMC khawatir dan bahkan mencatat kenaikan imbal hasil obligasi dalam pernyataan pasca pertemuan mereka. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi tidak menjadi kendala bagi pemulihan ekonomi AS,” ujar dia, dilansir dari CNBC, Rabu (17/3/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indeks Dolar AS

Ia berharap Jerome Powell memiliki alat untuk campur tangan jika pasar obligasi tidak menjadi teratur dan membatasi pemulihan ekonomi.

Ia menambahkan, bank sentral Australia juga berharap the Federal Reserve meningkatkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) dan perkiraan inflasi karena peluncuran vaksinasi dan stimulus fiskal.

Indeks dolar AS diperdagangkan 91,88. Indeks saham ini melemah dari posisi sebelumnya 92. Sementara itu, Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,09 per dolar AS dari level sebelumnya 109,20.  Harga minyak naik 0,12 persen ke posisi USD 64,88 dan Brent naik 0,1 persen menjadi USD 68,46.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.