Sukses

IPCC Pakai Dana IPO Rp 680 Miliar hingga 2020

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) telah memperoleh dana Rp 835 miliar dari IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) telah memakai sebagian besar dana penawaran umum saham perdana atau IPO per Desember 2020. Saat ini, sisanya penggunaan dana tersbeut masih ada Rp 120,14 miliar.

Dalam paparannya, Plt Direktur Utama IPCC, Arif Isnawan menjabarkan rincian penggunaan dana IPO, antara lain untuk belanja modal sebesar Rp 349,64 miliar. Kemudian sewa lahan dibayar di muka untuk periode lima tahun sebesar Rp 320,59 miliar.

Selanjutnya untuk modal kerja sebesar Rp 10 miliar. Dari rincian ini, total dana IPO yang telah digunakan yakni Rp 680,23 miliar.

"Sisanya Rp 120 miliar ini kita proyeksikan untuk investasi lainya untuk pengembangan terminal kendaraan,” ujar Arif dalam Indonesia Investment Education, Selasa (16/3/2021).

Perolehan dana IPO IPCC sebesar Rp 835 miliar. Setelah dikurangi dengan biaya-biaya administratif sebesar Rp 34,63 miliar, diperoleh dana IPO bersih sebesar Rp 800,38 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proyeksi Rp 90 Miliar dari Alat Berat Gagal Terealisasi

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 135,30 miliar pada 2019. Angka ini menurun dibandingkan laba bersih pada 2018 sebesar Rp 170,2 miliar.

Plt Direktur Utama IPCC, Arif Isnawan menjelaskan, hal ini karena penurunan harga komoditas sepanjang 2019 seiring dengan penurunan permintaan berimbas terhadap kebutuhan alat berat, terutama di sektor pertambangan.

Akibatnya, impor alat berat turut turun dan berimbas pada layanan bongkar muat di IPCC yang berdampak pada pendapatan. 

“Bahkan rencana pemindahan ibu kota juga tidak jalan di tahun itu sehingga alat-alat berat yang kita harapkan itu ternyata tidak tidak terealisir. Dampaknya sangat berat tapi bagi IKT karena mungkin sekitar Rp 80-90 miliar dari yang kita proyeksikan itu tidak terealisasi,” kata dia dalam dalam  Indonesia Investment Education, Selasa (16/3/2021).

Kemudian, penyebab lainnya yakni volume produksi CBU pada 2019 yang meningkat dibandingkan dengan 2018, tetapi alat berat masih cenderung turun.

“Misalnya untuk mobil-mobil terutama yang domestik yang tadinya tidak ditangani IKT, sudah hampir semua ditangani di IKT sehingga meningkatkan biaya kerjasama mitra usaha (KSMU),” kata dia.

Adapun pendapatan IPCC pada 2019 tercatat sebesar Rp 523,22 miliar, naik tips dibandingkan pendapatan pada tahun 2018 sebesar Rp 521,84 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.