Sukses

Bursa Saham Myanmar Hentikan Perdagangan Setelah Militer Kudeta Pemerintahan Aung San Suu Kyi

Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, dilaporkan telah ditangkap pihak militer menyebabkan ketegangan. Bursa Efek Yangon pun disuspensi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Yangon atau the Yangon Stock Exhange menghentikan semua perdagangan pada Senin, 1 Februari 2021. Hal ini setelah kantor Presiden Myanmar mengumumkan keadaan darurat dan sebagian besar wilayah mengalami kesulitan komunikasi.

Belum jelas kapan perdagangan akan dilanjutkan dan manajemen bursa saham belum dapat dihubungi. Demikian mengutip laman investing.com, Senin, 1 Februari 2021.

Sebelumnya, mengutip kanal Global, Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, dilaporkan telah ditangkap pihak militer. Ia dan pimpinan partai Liga Nasional Democracy (National League for Demoracy atau NDL) dijemput pada Senin (1/2/2021) dini hari.

Sebelum kejadian ini, spekulasi kudeta Myanmar pun sudah muncul belakangan ini, termasuk dari PBB.

Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, dilaporkan telah ditangkap pihak militer. Ia dan pimpinan partai Liga Nasional Democracy (National League for Demoracy atau NDL) dijemput pada Senin (1/2/2021) dini hari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suu Kyi Berseteru dengan Militer

Sebelum kejadian ini, spekulasi kudeta Myanmar pun sudah muncul belakangan ini, termasuk dari PBB.

Menurut laporan BBC, juru bicara NDL, Myo Nyunt, berharap akan ada proses sesuai hukum. Dia sendiri juga memprediksi akan ditangkap.

"Saya ingin memberitahu rakyat agar tidak merespons dengan keras dan saya ingin mereka berbuat sesuai hukum," terangnya.

Belakangan ini, Suu Kyi sedang berseteru dengan militer karena hasil pemilihan pada November 2020. Pemilihan itu dipandang sebagai referendum terhadap pemerintahan Suu Kyi. Militer menolak hasil pemilihan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.