Sukses

‎Suku Bunga Tinggi Jadi Penghalang Perkembangan Pasar Modal RI

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan jika kinerja pasar modal di indonesia masih cukup berat.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan jika kinerja pasar modal di indonesia masih cukup berat. Salah satu yang menjadi pemberat adalah tingginya suku bunga acuan yang berada di di level 7,5 persen. 

Ketua Dewan ‎Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, selama ini masyarakat di Indonesia masih sangat mengandalkan industri perbankan untuk menyimpan dananya atau untuk berinvestasi. Hal tersebut terjadi karena suku bunga yang ditawarkan oleh industri perbankan cukup tinggi imbas dari suku bunga acuan yang juga tinggi. 

Kebalikannya, Muliaman melanjutkan, dengan suku bunga rendah maka sebagian besar masyarakat akan mencari sarana penyimpanan atau investasi lain yang lebih menarik. Salah satu yang akan diincar adalah industri pasar modal. 

"Saya kira suasana akan sangat ditentukan situasi ekonomi dan juga rezim tingkat suku bunga. Biasanya ketika terjadi penurunan tingkat suku bunga indeks meningkat," kata dia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2016).

Muliaman mengakui,‎ kondisi perekonomian masih sulit. Ekonomi Indonesia dibayangi oleh kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkait suku bunga acuan. Hal tersebut ditambah dengan pelemahan ekonomi global.

"Kemarin kita drop 12 persenan kita berharap ini menyesuaikan kita lihatlah nanti ini nanti banyak yang ditentukan berapa banyak IPO dan investor yang terlibat‎," ujarnya.

Dia berharap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah segera terasa pada perekonomian. Dengan begitu, terdapat ruang untuk penurunan suku bunga imbasnya jadi sentimen positif bagi pasar modal.

"Saya kira dengan potensi yang ada dana perkiraan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus dan inflasi yang sangat rendah bisa mendorong bunga overall turun saya kira terbuka ruang untuk bisa indeks meningkat lebih cepat," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan pembangunan di Jakarta menggunakan dana masyarakat. Menurutnya, pasar modal adalah alternatif pembiayaan jangka panjang yang menawarkan transaparansi.

"Kita ingin sekali pembangunan di Jakarta itu melibatkan uang masyarakat. Salah satunya uang jangka panjang adalah bursa. Bagi saya lebih profesional," tandas dia. (Amd/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.