Sukses

Suspensi Dibuka, Saham Taksi Express Naik 18%

Manajemen BEI telah membuka suspensi saham PT Express Transindo Utama Tbk sejak sesi pertama perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka penghentian sementara perdagangan saham (suspensi) PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) di pasar reguler dan tunai mulai sesi I pada 2 Oktober 2015.

Kadiv. Pengawasan Transaksi BEI Irvan Susandy menyampaikan hal itu dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (2/10/2015). Setelah suspensi dicabut, saham TAXI naik tajam pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Berdasarkan data RTI pukul 10.42 WIB, saham TAXI naik 18,12 persen menjadi Rp 352 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.726 kali dengan nilai transaksi Rp 26,7 miliar. Saham TAXI sempat berada di level tertinggi Rp 363 dan terendah Rp 298 per saham pada perdagangan Jumat pekan ini.

Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan menghentikan sementara perdagangan saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mulai perdagangan 1 Oktober 2015.

Langkah itu dilakukan dalam rangka cooling down.Kadiv. Pengawasan Transaksi BEI, Irvan Susandy menuturkan penghentian sementara perdagangan saham (suspensi) PT Express Transindo Utama Tbk dilakukan di pasar reguler dan tunai.

Suspensi saham dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PT Express Transindo Utama Tbk.

Suspensi saham ini dilakukan mengingat penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham TAXI sebesar Rp 422 atau turun 58,61 persen dari harga penutupan Rp 720 pada 11 September 2015 menjadi Rp 298 per saham pada 30 September 2015. "Para pihak yang berkepentingan diharapkan selalu untuk memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," ujar Irvan.

Sekretaris Perusahaan PT Express Transindo Utama Tbk, Merry Anggraini menuturkan saham TAXI disuspensi lantaran harga saham turun signifikan dari pekan lalu. Saat ditanya mengenai ada potensi perseroan gagal bayar bunga obligasi. Merry membantah mengenai hal tersebut.

"Yang potensi gagal bayar repo itu gosip. Buktinya kami bisa bayar interest per September. Saya yakin ke depannya kita juga tidak akan mengalami masalah gagal bayar," kata Merry saat dihubungi Liputan.com. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.