Sukses

Koperasi Kena Masalah, Cipaganti Gelar Paparan Publik Insidentil

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta perseroan untuk memberikan penjelasan perkembangan terkait masalah Koperasi Cipaganti.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penggelapan dan penipuan dana nasabah Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) yang dilakukan oleh tiga petinggi grup Cipaganti membuat manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) mendesak manajemen PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT) melakukan paparan publik.

Perseroan pun akan melakukan paparan publik insidentil pada 21 Juli 2014. Dalam paparan publik ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan pemahaman lebih detil kepada publik mengenai latar belakang, perkembangan terkini, dan upaya yang dilakukan perseroan untuk mengatasi permasalahan terutama terkait Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada.

Dengan dipailitkannya Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada, hal itu berdampak terhadap kondisi liabilitas perseroan karena ada ketentuan cross default. Sekretaris Perusahaan PT Cipaganti Citra Graha Tbk Toto Moeljono mengatakan, hingga kini perseroan belum menerima komitmen tertulis maupun komitmen tidak tertulis dari pemodal dan pihak lain yang bersedia mengambil alih utang Perseroan secara tunai kepada bank Bukopin.

"Mengingat situasi perseroan pada saat ini, maka kreditur baru tersebut harus berasal dari non perbankan nasional," kata Toto, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/7/2014).

Meski demikian, manajemen BEI menegaskan, pelaksanaan paparan publik insidentil ini tidak mengurangi agenda pembahasan untuk paparan publik tahunan perseroan.

Untuk mengatasi penurunan kinerja bisnis alat berat dan transportasi, Toto mengatakan, pihaknya melakukan penjualan unit-unit yang tidak produktif. Hasil penjualan digunakan untuk mengurangi utang perseroan kepada leasing dan perbankan.
Selain itu, perseroan juga fokus penyewaan terhadap industri di luar pertambang seperti perkebunan, konstruksi dan infrastruktur.

"Perseroan juga telah mengundang partner baru Marubeni Jepang untuk menjalin kerja sama unit usaha alat berat," tutur Toto.
Sedangkan untuk membenahi kinerja transporasi, perseroan mengoptimalkan jumlah rute, keberangkatan dan kendaraan yang ada sehingga dapat meraih pendapatan optimal.

Tiga petinggi grup Cipaganti yaitu Direktur Utama PT Cipaganti Citra Graha Tbk, Andianto Setiabudi, Komisaris Utama Julia Sri Redjeki dan Komisaris perseroan Yulinda Thendrawati telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana nasabah Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada. Ketiga petinggi grup Cipaganti ini ditangkap pada 22 Juni 2014 oleh Kepolisian Jabar.

Kasus penipuan ini telah menyeret sekitar 8.700 mitra usaha belum mengetahui apakah akan mendapatkan kembali dana yang ditanamkan di koperasi atau tidak.

Kasus Cipaganti menyeruak setelah polisi menerima laporan dugaan penggelapan dan penipuan dana koperasi Cipaganti oleh petinggi perusahaan itu. Modusnya dengan membentuk koperasi. Selama periode 2007-2014, koperasi berhasil menggaet 8.700 mitra usaha dengan jumlah dana yang terkumpul hingga Rp 3,2 triliun.

Perusahaan ini menawarkan sistem bagi hasil keuntungan antara 1,6% sampai 1,95% per bulan tergantung tenor. Dana itu dikelola oleh koperasi untuk kegiatan perumahan, SPBU, transportasi, perhotelan, alat berat dan tambang.

Pada perdagangan saham Selasa pekan ini pukul 11.17 WIB, saham CPGT turun 5,41 persen menjadi Rp 70 per saham. Saham ini ditransaksikan 904 kali dengan volume perdagangan saham 859.678. Nilai transaksinya mencapai Rp 6,2 miliar.

Baca juga:

Kasus Penipuan, Hakim Pengawas Didesak Investigasi Aset Cipaganti

Penipuan Cipaganti Group, Polisi: Bisa Ada Tersangka Baru

Ini Alasan Otoritas Bursa Belum Suspensi Saham Cipaganti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.