Sukses

Terjadi 10 Kali Gempa Embusan Gunung Karangetang di Sitaro

Menurutnya, karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur atau longsor.

Liputan6.com, Sitaro - Warga di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, khususnya yang berada di Pulau Siau diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya. Ini menyusul adanya aktifitas kegempaan Gunung Karangetang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat 10 kali gempa embusan Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, selama periode 16 - 31 Maret 2024.

"Terekam juga sebanyak 24 kali gempa hybrid/fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal, 16 kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa terasa pada skala I MMI dan 95 kali gempa tektonik jauh," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan pada Selasa (9/4/2024).

Hendra mengungkapkan, secara visual selama periode tersebut umumnya cuaca cerah hingga hujan, gunung api kadang tertutup kabut.

Pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas sedang hingga tebal, tinggi kolom asap maksimum mencapai 100 meter di atas puncak, angin lemah hingga kencang ke arah selatan, barat daya dan barat.

“Kondisi kawah utara teramati asap kawah putih sedang hingga tebal, tinggi sekitar 50 meter di atas puncak, kondisi lainnya belum tampak,” ujarnya.

Dia mengatakan, dari hasil evaluasi, kata Hendra, kondisi visual tidak teramati adanya kejadian guguran/erupsi efusif.

Dari seismisitas, jenis gempa permukaan seperti gempa embusan dan gempa hybrid/fase banyak mendominasi kegempaan di mana kejadian ini merupakan kesetimbangan dari kubah lava di permukaan.

“Kami berharap warga mewaspadai awan panas guguran, di mana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava,” ujarnya.

Menurutnya, karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur atau longsor.

Diketahui, Gunung Karangetang erupsi efusif pada Februari 2023. Statusnya kemudian dinaikkan menjadi siaga level III setelah peningkatan aktivitas. Saat ini statusnya sudah turun menjadi waspada level II.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini