Sukses

18 Rumah dan 1 Masjid Rusak di Subang Akibat Gempa Susulan M4,4 Berpusat di Sumedang

Rumah dan masjid rusak terdampak bencana alam itu berada di Kampung Cikaramas, Cipetir, Patrol, dan Cikawung di Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang.

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 18 rumah dan 1 masjid rusak di Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat akibat gempa bumi susulan berkekuatan M4,5 yang terjadi Senin, 1 Januari 2024, pukul 20.46 WIB yang terjadi di Kabupaten Sumedang.

Menurut Camat Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat, Agus Saepulah, rumah dan masjid rusak terdampak bencana alam itu berada di Kampung Cikaramas, Cipetir, Patrol, dan Cikawung di Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang.

"Dari 18 rumah yang rusak diprediksi ada sekitar delapan rumah yang mengalami rusak berat sehingga penghuninya harus dievakuasi ke rumah yang lain. Dari beberapa rumah yang terdampak ada rusak ringan dan rusak berat," ujar Agus dalam siaran medianya, Selasa, 2 Januari 2024.

Agus menyebutkan jumlah kerusakan bangunan itu merupakan data sementara per 1 Januari 2024 pukul 23.38 WIB.

Agus menerangkan masyarakat yang terdampak gempa di daerahnya memerlukan berbagai bantuan kebutuhan sehari-hari.

"Kami sampaikan saran dan permohonan tindak lanjut serta mendapatkan kebijakan prioritas penanganan segera terutama bantuan logistik serta penggantian kerugian akibat bencana gempa bumi tersebut oleh Bapak Pj Bupati melalui Kadinsos dan Kabag Kesra," kata Agus.

Ini merupakan gempa bumi yang keenam menerjang Kabupaten Sumedang usai pada 31 Desember 2023 terjadi sebanyak lima kali. Dua kali gempa terjadi sore hari yakni pada pukul 14.35 WIB M4.1, disusul pukul 15.38 WIB dengan M3.4, dan malam pukul 20.46 WIB M4.5.

Dua guncangan gempa berangsur mengecil yakni berada di kekuatan magnitudo 2 menjelang tengah malam di 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2024 pagi hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Data BBMKG Wilayah II Tangerang

Berdasarkan keterangan dari Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Tangerang, menyebutkan telah terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan M4,5 di darat pada jarak 4 km Utara Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada kedalaman 10 km, Senin, 1 Januari 2024 pukul 20.46 WIB.

Menurut Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif wilayah setempat.

"Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Rancakalong, Jatinangor, Bandung dengan Skala Intensitas III MMI yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu, di Cirebon, Garut dan Subang dengan Skala Intensitas II MMI yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," jelas Hartanto dalam keterangan tertulisnya.

Namun kata Hartanto, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.

Hingga pukul 21.15 WIB 1 Januari 2024, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya enam aktivitas gempa bumi di wilayah ini.

"Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," imbau Hartanto.

 

3 dari 4 halaman

Penjelasan BPBD Sumedang

Badan Penanggulakan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Jawa Barat menyebutkan bangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) masih layak digunakan usai terjadinya gempa merusak berkekuatan M4,4 pada pukul 20.50 WIB, Senin, 1 Januari 2024.

Ini merupakan gempa bumi yang keenam menerjang Kabupaten Sumedang usai pada 31 Desember 2023 terjadi sebanyak lima kali. Dua kali gempa terjadi sore hari yakni pada pukul 14.35 WIB M4.1, disusul pukul 15.38 WIB dengan M3.4, dan malam pukul 20.46 WIB M4.5.

Dua guncangan gempa berangsur mengecil yakni berada di kekuatan magnitudo 2 menjelang tengah malam di 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2024 pagi hari.

"Maka kita akan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pasien dan keluarga unutk sementara bertahan karena (bangunan) ini aman tapi kita tetap siaga. Namun apabila keluarga pasien menginginkan turun, kita bawa ke lokasi bawah ke lokasi tenda yang sudah disipakan sebelumnya," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno, dalam siaran medianya, Selasa, 2 Januari 2024.

Atang mengatakan bahwa tenda evakuasi pasien RSUD Sumedang tetap didirikan meski hasil pemeriksaan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bangunan rumah sakit masih aman digunakan.

Atang menambahkan, BPBD Kabupetan Sumedang akan mendirikan sejumlah tenda evakuasi perawatan pasien yang baru.

"Tenda yang diluar juga tidak akan kita bongkar. Bahkan kita akan memasang tenda (baru) kembali apabila diperlukan," kata Atang.

Atang mengaku tak hanya memprioritaskan keselamatan dan evakuasi pasien di rumah sakit saja. Ia menyebut terus memantau kondisi Kabupaten Sumedang secara keseluruhan.

Dirinya bersama BMKG dan Dinas PUPR langsung meninjau kondisi dan situasi Sumedang usai dihantam rentetan gempa.

"Saya bersama BMKG, PUPR dan yang lainnya berkeliling melihat situasi terkini. Terakhir di Alun-alun Sumedang masih aman terkendali," ucap Atang.

Atang menegaskan karena gempa tak dapat diprediksi waktu dan lokasi kejadiannya, maka seluruh kelompok masyarakat terus meningkatkan kewaspadaannya.

 

4 dari 4 halaman

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.