Sukses

Wajib Tahu! Ini 4 Ciri Orang yang Bertakwa Saat Berpuasa

Ketakwaan berkaitan dengan batiniah seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Umat Muslim diwajibkan berpuasa saat bulan Ramadan. Tidak hanya larangan yang bersifat lahiriah, umat Muslim juga diwajibkan menjalani larangan yang sifatnya batiniah, salah satunya seperti larangan mengikuti hawa nafsu (emosi).

"Kalau berpuasa, secara lahiriah itu memang tidak boleh makan, tidak boleh minum, tidak boleh hubungan suami istri di siang hari. Akan tetapi bukan hanya itu, seharusnya orang berpuasa itu menjadi orang yang bertakwa," ujar Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, Taufik Damas saat mengisi acara Program Inspirasi Buka Puasa yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan pada Rabu (5/4/2023)

Menurut Taufik, ketakwaan berkaitan dengan batiniah seseorang. Ia menyebut setidaknya terdapat empat ciri orang yang bertakwa di bulan puasa, yaitu yang pertama memiliki kedermawanan hati seperti gemar bersedekah atau gemar memberi kepada orang lain.

Kemudian yang kedua mampu mengontrol emosi, selanjutnya mudah memaafkan orang lain dan yang keempat gemar berbuat baik.

"Orang puasa itu salah satunya untuk apa? Untuk menjadi orang yang bertaqwa. Salah satu ciri orang bertakwa itu orang yang mampu mengontrol emosi," jelasnya.

"Nah bagaimana kita bisa menahan itu? Itu lah kita disuruh berpuasa, menahan, latihan mengelola emosi," lanjutnya.

Dalam acara Inspirasi Buka Puasa yang ditayangkan oleh BKN PDI Perjuangan tersebut ditayangkan sebuah cerita dua orang yang saling bertetangga bertengkar karena masalah daun pohon yang jatuh di tanah milik tetangga.

Sementara itu, si pemilik pohon pun tidak mengindahkan protes dari tetangganya karena mengetahui tetangga tersebut juga mengambil buah dari pohon tersebut tanpa seizin dari pemilik pohon. Taufik memberikan penjelasan terhadap permasalahan tersebut.

"Kalau menegur tetangga karena perbuatannya merugikan orang lain tentu diperbolehkan," ujarnya.

Perihal pohon dan daun, dalam Islam itu hukumnya kalau ada ranting pohon yang melewati batas tanah atau pekarangan sampai ke milik orang lain atau tetangga, maka buah dari ranting pohon yang memasuki pekarangan rumah tetangga menjadi hak si tetangga. Begitu juga daunnya yang jatuh menjadi risiko dan tanggung jawab tetangga.

Namun demikian, baik si pemilik pohon ataupun tetangga yang merasa tanahnya dilewati atau dimasuki ranting pohon harus saling mengerti, komunikasi harus saling dibangun agar terhindar dari permasalahan atau konflik yang tidak perlu. Hal itu karena adab dalam bertetangga itu harus saling memahami dan saling mengerti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.