Sukses

Kocak, Anak di Gunungkidul Minta Syarat Kuota Internet agar Mau Disuntik Vaksin Covid-19

Kabupaten Gunungkidul telah melaksanakan proses vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6 -11 tahun. Banyak cerita unik di baliknya.

Liputan6.com, Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul telah melaksanakan proses vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6 -11 tahun. Meski demikian, tidak semua anak-anak mau disuntik. Para orangtua terpaksa harus berjibaku merayu dengan segala macam cara agar anak-anak mereka mau disuntik.

Seperti yang dialami Edi Supadmo, warga Tanjung Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen, Gunungkidul, ini. Dia mengaku kesulitan membujuk sang anak agar mau disuntik. Bahkan, sang anak meminta syarat dibelikan kuota internet agar mau disuntik.

"Awalnya takut, terus dia minta syarat," kata Padmo sambil tertawa.

Meski demikian, Padmo menganggap hal itu sebagai suatu yang wajar, mengingat anaknya masih di bawah umur. Anak-anak di usianya tentu takut dengan jarum suntik. Apalagi mendengar cerita-cerita tetangga yang merasakan tidak enak badan usai disuntik.

Padmo juga mengaku sedikit memaksa sang anak, lantaran sekolahnya mewajibkan peserta didik disuntik vaksin Covid-19 sebelum menjalankan pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Inikan sudah PTM 100 persen, sebagai jaga-jaga dan perlindungan diri juga. Makanya saya penuhi syaratnya. Selain minta kuota, dia juga minta vitamin dan jajan," katanya.

Selain Padmo, Lalita Suryani merasakan hal yang sama. Bahkan, sang anak minta dibelikan drone agar mau disuntik.

"Anak saya minta drone, kan itu mahal ya. Kalau saya tidak kasih, anak saya enggak mau vaksin," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Kadinkes Gunungkidul

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawati, mengungkapkan bahwa keberhasilan program vaksinasi Covid-19 anak tergantung peran orangtua. Meski tidak sedikit anak yang memang sudah mengetahui pentingnya vaksinasi Covid-19.

"Anak-anak ini adalah orang yang sangat aktif. Mereka bergerak dan bertemu orang, ketika mereka bertemu berbagai macam orang kemungkinan mereka tertular dari lingkungan itu bisa sekali. Maka dari itu mereka tetap harus divaksin Covid-19," kata Dewi.

Menurut Dewi, orangtua bisa memberi pengertian bahwa Covid-19 berbahaya dan mereka butuh perlindungan lebih, salah satunya dengan vaksin Covid-19. Kemudian, penerapan bahwa vaksin Covid-19 aman untuk anak.

Orangtua juga harus menjelaskan bahwa komponen pembuat vaksin adalah virus yang sudah dilemahkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Edukasi juga kemungkinan timbulnya kejadian ikutan pasca pelatihan (KIPI) agar mereka tidak panik saat muncul setelah program vaksinasi.

"Edukasi tentang melakukan vaksin Covid-19 pada anak itu penting agar anak memahami apa yang akan mereka lakukan saat itu. Ketika memahami pentingnya program vaksinasi Covid-19, maka anak akan mau divaksin tanpa paksaan," katanya.

Anak biasanya meniru apa yang dilakukan orangtua atau orang di sekitarnya. Ketika anak melihat orang tuanya mendapat vaksin, maka mereka juga akan menginginkan hal tersebut. Maka dari itu, para orang tua dan orang dewasa memberikan contoh dengan sudah mendapatkan vaksin Covid-19 sebelum meminta anak divaksin.

"Makanya orang tua juga kalau bisa ikut divaksin biar anak melihat 'oh ayah bunda divaksin, kok aku enggak?' Akhirnya mereka mau divaksin Covid-19 juga," ucap Dewi.

Anak yang orangtuanya divaksin Covid-19 akan bertanya-tanya kapan mereka juga akan dapat mengunjungi vaksin Covid-19. Apalagi jika seluruh orang dewasa di rumah sudah mendapat vaksin Covid-19, anak akan merasa ingin mendapat hal yang sama.

Dewi Menambahkan, Anak usia 6-11 tahun masih memiliki emosi yang belum stabil. Mereka bisa memiliki ketakutan tersendiri pada berbagai hal termasuk vaksin. Oleh karenanya, penting agar orang tua dan orang dewasa di rumah memberikan edukasi dan juga memupuk keberanian anak.

"Jangan menakut-nakuti anak dengan berita hoax, sakit akibat KIPI, rasa ngilu saat jarum suntik masuk tubuh, dan hal-hal lain yang seram," jelasnya.

Saat anak mau divaksin, jelaskan pada anak alur vaksinasi Covid-19. Mulai dari keberangkatan dari rumah, pendaftaran, suntik vaksin, saat menunggu KIPI selama 30 menit, dan kepulangan. berarti semua itu bisa membantu anak lebih siap mendapat vaksin Covid-19.

"Pastikan pula orang tua atau pengasuh selalu mendampingi anak dan memberikan dukungan saat proses vaksinasi berlangsung," pungkas Dewi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.