Sukses

Termakan Hoaks, Warga Kabupaten Gorontalo Tolak Pemakaman Jenazah PDP Covid-19

Entah siapa yang memulai, kabar seorang warga meninggal karena Covid-19 itu berhembus, dan puncaknya menyulut emosi warga untuk menolak pemakaman.

Liputan6.com, Gorontalo - Suasana di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo mendadak mencekam, Kamis malam (16/4/2020). Puluhan warga berkerumun siap-siap mengadang rencana pemakaman seorang warga yang diduga meninggal karena virus corona (Covid-19).

Entah siapa yang memulai, kabar seorang warga meninggal karena Covid-19 itu berhembus, tersebar dari mulut ke mulut, dan puncaknya menyulut emosi warga untuk menolak pemakaman. Bahkan sebelum jenazah dimaksud tiba, warga sudah berkumpul di tempat pemakanan yang rencananya dijadikan tempat peristirahatan terakhir jenazah.

Tak hanya itu, warga penolak juga memaksa proses penggalian liang lahat dihentikan. Warga yang sudah termakan kabar hoaks itu tak mampu berpikir jernih lagi, sehingga yang keluar dari mulutnya hanya penolakan dan makian. 

Situasi yang makin memanas membuat jajaran TNI-Polri bersama pemerintah kecamatan setempat turun langsung ke lokasi.

Mereka berusaha menenangkan warga, dan memberikan kabar yang seungguhnya soal jenazah tersebut. Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo bahkan ikut turun langsung bersama unsur forum komunikasi pimpinan daerah. Termasuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir.

Di hadapan warga penolak, Roni Sampir memastikan, kabar jenazah meninggal karena Covid-19 adallah hoaks. Kabar yang benar jenazah meninggal karena sakit paru-paru. Dirinya juga menjelaskan, yang bersangkutan sudah tiga kali menjalani pemeriksaan rapid test, dan hasilnya negatif.

"Tapi setelah itu pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan swab. Sambil menunggu pemeriksaan itu, pasiennya sudah meninggal,” terang Roni Sampir.

Menurut Roni Sampir, sesuai dengan protokol kesehatan, maka pihak rumah sakit melakukan penanganan terhadap jenazah pasien sesuai SOP pencegahan Covid-19.

"Ini dilakukan untuk mencegah," katanya.

Mendengar penjelasan tersebut akhirnya malam itu warga mulai membubarkan diri satu persatu dan pemakaman jenazah pun dilanjutkan dengan aman.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Tularkan Virus

Direktur Utama RS Jakarta Sukapura - Muhammadiyah Covid-19 Command Center, Umi Sjadqiah menegaskan, jenazah COVID-19 yang sudah dikubur tidak menularkan virus tersebut.

Yang perlu diketahui, jenazah, yang telah ditangani dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku, aman untuk dikuburkan. Ini karena virus hanya hidup di sel hidup dan jenazah yang telah dikubur tidak menularkan virus.

"Sekali lagi, jenazah Covid-19 yang sudah dikubur tidak menularkan virus," ungkap Umi kepada Liputan6.com.

Kendati demikian, ada hal yang harus tetap dilakukan. Hindari menyentuh atau terkena cairan tubuh jenazah, seperti mulut, hidung, mata, anus, kemaluan, luka-luka di kulit.  Meskipun disinfeksi telah dilakukan, kita tetap harus menghindari cairan tubuh tersebut.

"Disinfeksi pasti sudah dilakukan (pada) seluruh tubuh jenazah Covid-19. Harus diingat, bahwa kita semua mewaspadai segala sesuatu yang ada di sekitar jenazah," ujar Umi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.