Sukses

Kampus ITB Cirebon Terjunkan Balon-Balon untuk Pantau Potensi Gempa

Terobosan ITB melakukan kerjasama memetakan daerah potensi gempa dengan memanfaatkan teknologi satelit dan memantau dari bawah laut

Liputan6.com, Cirebon - Tingginya intensitas bencana gempa bumi maupun tsunami di Indonesia tidak hanya menjadi perhatian serius pemerintah. Institut Teknologi Bandung (ITB) Cirebon menyatakan akan melakukan pengamatan mengenai perairan Indonesia.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai kerjasama dengan Inggris dan Korea Selatan untuk penelitian bidang kelautan.

Untuk kerjasama dengan Inggris, ITB akan mengukur potensi gempa di bawah laut dengan menggunakan balon. Balon tersebut dimasukkan ke dalam laut ke beberapa wilayah perairan dari Cirebon hingga Balikpapan.

"Kerjasama kami dengan Inggris ini mendapat Newton Fund dan teman-teman dari prodi Teknik Geofisik yang kampusnya ada di Cirebon sudah memasukkan balon ke laut beberapa hari lalu," sebut dia, Rabu (4/9/2019).

Dia menyebutkan, di kampus ITB Cirebon memiliki empat program studi (prodi) yakni Planologi, Perencanaan Wilayah Kota, Seni Rupa, Teknik Industri dan Teknik Geofisik.

"Untuk seni rupa lebih ke kriya tekstil nanti arahnya ke pengembangan batik," sambung dia.

Kadarsah mengatakan, balon yang disebar ke wilayah perairan Indonesia akan mengukur potensi gempa dari bawah laut. Balon tersebut diberikan alat perekam seismograf.

Alat tersebut kemudian akan bekerja merekam aktifitas bawah laut khususnya potensi gempa baik di Cirebon hingga Balikpapan.

"Jadi intinya ingin merekam potensi daerah gempa itu seperti apa," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Satelit

Sementara itu, untuk kerjasama dengan Korea Selatan, kampus ITB Cirebon membangun laboratorium penelitian kelautan.

"Ada di Watubelah bekas asrama haji dekat dengan kampus ITB Cirebon kami kerjasama dengan Korea Selatan," kata dia.

Laboratorium penelitian kelautan ini diisi oleh peneliti lintas disiplin. Para peneliti memanfaatkan satelit untuk memantau situasi perairan Indonesia.

Upaya tersebut, kata dia, agar dapat memetakan wilayah perairan yang rentan berpotensi gempa maupun yang berakibat tsunami. Selain penelitian laut, ITB dan Pemerintah Republik Korea Selatan juga menggelar kampanye anti plastik.

"Jadi dengan kerjasama ini kita akan mempermudah mengeksplorasi laut dengan guidens satelit. Selain itu kita gencar kampanye menolak plastik dengan kegiatan salah satunya bersih-bersih sampah plastik di pantai seperti di Cirebon," kata dia.

Kendati demikian, dia mengimbau kepada masyarakat untuk sama- sama menjaga kawasan perairan. Kampanye menolak sampah plastik menjadi salah satu gerakan yang dilakukan ITB bersama stakeholder lain dalam rangka meminimalisir potensi bencana alam.

"Terutama generasi muda milenial ya namanya laut harus kita jaga betul tapi untuk bisa menjaganya harus tahu kondisi laut itu sendiri. Kedua jangan kotori laut," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.