Sukses

Teka-teki Situs Pra-Majapahit di Proyek Tol Malang-Pandaan

Ekskavasi Situs Sekaran yang ditemukan di proyek Tol Malang-Pandaan diharapkan bisa mengurai jejak desa kuno pra-Majapahit yang hilang.

Liputan6.com, Malang - Situs Sekaran berbentuk struktur batu bata kuno di Desa Sekarpuro, Malang, Jawa Timur, mulai diekskavasi. Diduga, situs yang ditemukan di lokasi proyek Jalan Tol Pandaan-Malang ini dibangun masa pra-Majapahit. Jejak sebuah desa kuno yang telah hilang.

Batu bata kuno di Situs Sekaran berukuran lebih tebal dibanding bata Situs Trowulan peninggalan Majapahit di Mojokerto. Bata pada situs ini juga disebut dengan bata gosok. Teknik membasahi dua bata dan menggosoknya hingga melekat untuk membangun sesuatu.

Proses ekskavasi dijadwalkan berlangsung selama lima hari. Pada hari pertama, dibuka reruntuhan struktur batu bata kuno, serta dibuat beberapa petak ke arah barat daya untuk mengejar luas bangunan. Dari struktur yang sudah dibuka, ada indikasi berbentuk pondasi.

Ismail Lutfi, Ketua Ikatan Arkeolog Indonesia (IAI) Komisariat Daerah Jawa Timur, menyebut bisa saja ini pondasi dari tembok permukiman atau bisa juga pondasi sebuah candi. Namun, kepastiannya menunggu ekskavasi selesai.

"Kalau itu pondasi tembok, biasanya akan ada gapuranya. Sayangnya, bagian atas stuktur situs itu sudah hilang," kata Lutfi yang juga tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di lokasi temuan situs, Selasa, 12 Maret 2019.

Penemuan artefak oleh warga berupa koin kuno Tiongkok, perhiasan, pecahan gerabah, dan lainnya di utara dan selatan yang jauh dari lokasi temuan situs juga jadi misteri lainnya. Diharapkan bisa menguak misteri desa-desa kuno yang hilang.

"Areal temuan artefak oleh warga itu menarik, apakah itu pada satu lapisan budaya yang sama dengan temuan situs ini atau berbeda itu yang masih belum diketahui," ujar Lutfi.

Kawasan lokasi situs ini ditemukan juga tercatat dalam arsip kepurbakalaan Hindia Belanda buatan 1811. Masuk dalam peta desa-desa kuno masa Mataram Kuno Periode Jawa Timur sampai Majapahit. Satu desa kuno yang hilang itu bernama Ngadipuro.

"Tidak diketahui apa penyebab hilangnya desa kuno itu. Dihapus secara administrasi atau ada faktor lain," ucap Lutfi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus Ekskavasi

Tim BPCB Jawa Timur sendiri bakal fokus pada ekskavasi Situs Sekaran. Agar segera bisa dianalisis bentuknya dan periode pembangunannya. Selain sebagai bahan rekomendasi pada otoritas proyek Jalan Tol Malang-Pandaan.

Wicaksono D Nugroho, arkeolog BPCB Jawa Timur, mengatakan ekskavasi temuan struktur bata itu mengejar ke arah barat daya untuk segera menentukan bentuk dan luas bangunannya. Dibuat petak merunut pada prediksi pola bangunan.

"Kami berusaha mengejar bentangan struktur itu untuk melihat seberapa luas indikasi peninggalan purbakala ini," ujar Wicaksono.

Selain itu, tim juga mendata seluruh temuan lepas artefak berupa koin kuno, perhiasan, gerabah dan lainnya yang didapatkan warga di lokasi berbeda. Temuan lepas serta struktur bata bakal dikompilasi dan dianalisis secara menyeluruh.

"Dianalisis untuk menjawab periodesasi pembangunannya. Dugaan awal ini peninggalan pra-Majapahit," katanya.

BPCB Jawa Timur juga sudah berkoordinasi dengan PT Jasa Marga Malang-Pandaan. Meminta pengerjaan proyek dihentikan sementara selama belum ada hasil ekskavasi. Selain itu, bila memungkinkan meminta bantuan penggunaan alat berat untuk menggali sisi berbeda.

"Tapi masih wacana menggunakan alat berat itu. Karena proses ekskavasi butuh kehati-hatian," tutur Wicaksono.

PT Jasa Marga Tol Malang-Pandaan sudah menghentikan sementara proyek di kilometer 37 di Desa Sekarpuro, Kabupaten Malang, lokasi temuan Situs Sekaran. Otoritas tersebut juga siap jika harus menggeser ruas tol itu ke sisi timur.

"Alternatif menggeser itu ada, tapi kami masih menunggu hasil kajian tim BPCB," kata Manager Teknik PT Jasa Marga Pandaan-Malang, M Jajuli di lokasi penggalian situs.

Jika harus menggeser ke sisi timur yang terdapat Sungai Amprong, maka juga disiapkan kontruksi penahan. Lantaran tidak mungkin menggeser ke lokasi yang lebih jauh lagi. Meski demikian, semua keputusan tetap menunggu hasil kajian.

Simak video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.