Sukses

Heboh Temuan Puing-Puing Bangunan Majapahit di Proyek Jalan Tol Malang-Pandaan

Puing reruntuhan situs purbakala peninggalan abad 10-15 masehi ini ditemukan berserakan di proyek Jalan Tol Malang - Pandaan.

Liputan6.com, Malang - Sejumlah warga berkerumun di reruntuhan batu bata yang tertimbun tanah di Sekarpuro, Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tempat sebuah situs purbakala peninggalan masa kerajaan Majapahit yang baru saja ditemukan.

Lokasi penemuan situs purbakala itu berada di dalam kawasan proyek Jalan Tol Malang – Pandaan. Tepatnya, di ruas sisi barat kilometer 37 jalan tol itu. Niat kedatangan mereka mulai dari sekedar ingin melihat sampai hendak membawa pulang puing batu bata kuno itu.

"Mau cari yang masih utuh saja, ya dibawa pulang. Siapa tahu nanti menemukan benda berharga," celetuk salah seorang warga di Malang, Jumat, 8 Maret 2019.

Keinginan itu dipicu oleh informasi yang mereka dengar. Ada orang menemukan sekaligus mengambil artefak di reruntuhan batu bata kuno itu. Belum jelas siapa penjarah benda berharga peninggalan purbakala itu. Apakah warga setempat atau pekerja proyek jalan tol.

Selain reruntuhan batu bata kuno, masih tampak bentuk struktur bangunan. Tersusun setinggi sekitar 2 meter dan tertimbun tanah. Sepotong bata kuno utuh berukuran sekitar panjang 38 sentimeter dan lebar 25 meter dengan ketebalan 8 meter. Belum bisa dipastikan luas situs itu

Sepanjang 30 meter ke arah selatan dari titik lokasi temuan struktur bangunan kuno itu juga kerap dijumpai batu bata merah kuno berserakan di tanah. Informasinya, situs purbakala itu ditemukan pekerja saat pengerjaan proyek tol Malang – Pandaan sebulan silam.

Perwakilan PT Jasa Marga Malang – Pandaan saat itu juga tampak datang ke lokasi penemuan situs purbakala tersebut. Otoritas proyek jalan tol itu menyerahkan sepenuhnya kepada Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

"Kami juga baru mendengar temuan situs ini ya. Pengerjaan proyek dihentikan sementara ini," kata Dina Yunanda, Manajer Mutu dan K3L PT Jasa Marga Malang – Pandaan.

Jasa Marga menunggu hasil kajian tim BPCB Jawa Timur. Serta tak keberatan jika akhirnya titik lokasi proyek ruas jalan sisi barat digeser ke ke arah timur. Soal keamanan lokasi situs purbakala diserahkan pada kepolisian.

"Garis batas pengamanan lokasi dipasang tim kami," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyelamatan Situs

Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur pada Jumat sore juga datang ke lokasi tersebut. Koordinator Juru Kunci Candi Malang, BPCB Jawa Timur, Hartoyo mengimbau warga tak mengambil benda – benda yang ada di reruntuhan situs purbakala itu.

"Kalau ada yang sudah menemukan, lebih baik segera laporkan ke kami," kata Hartoyo.

BPCB menerima kabar ada yang menemukan artefak berupa koin kuno Tiongkok, cermin, keramik dan lainnya. Siapa saja yang sedang memegang dan mau mengembalikannya bakal diberi hadiah setimpal. Sebab seluruh temuan dari situs purbakala itu adalah aset negara.

"Kami mohon pada masyarakat yang menemukan segera lapor, tentu ada imbalan sebagai penggantinya," tutur Hartoyo.

Struktur bangunan purbakala dari batu bata di Desa Sekarpuro, Malang itu diperkirakan sebagai tempat peribadatan yang dibangun di tengah sebuah desa kuno pada kurun abad 10-15 masehi masa Kerajaan Majapahit.

"Perkiraan kami bangunan ini tempat peribadatan mirip Candi Brahu di Trowulan tempat perabuan Raja Majapahit Brawijaya I sampai IV," kata Hartoyo.

Keberadaan situs bersejarah itu terancam dua hal sekaligus. Tergerus proyek tol maupun dijarah orang tak bertanggungjawab. Pengerjaan proyek tol Malang – Pandaan sudah dihentikan. Sedangkan penyelamatan dari penjarahan, berkoordinasi dengan kepolisian.

"Sudah komunikasi dengan polisi, nanti akan ditelusuri. Karena itu temuan yang belum dijual agar dikembalikan ke kami dan disimpan ke museum," ujar Hartoyo.

BPCB Jawa Timur dalam waktu dekat menerjunkan tim arkeolog untuk meneliti lokasi ini. Tak menutup kemungkinan pula ada proses eskavasi, guna memastikan ukuran bangunannya. Jika hasilnya nanti menunjukkan tanda ada bangunan besar, maka tak boleh dibongkar.

Dampaknya, proyek pengerjaan Jalan Tol Malang – Pandaan di lokasi ruas sisi barat ini tak boleh diteruskan. Ruas jalan tol bisa digeser ke sisi timur yang lebih aman dari keberadaan bangunan besejarah itu.

"Pusat perbelanjaan dan jalan tol bisa dibuat sewaktu-waktu, tapi kalau peninggalan purbakala kan tidak. Jadi pengetahuan penting untuk generasi berikutnya," ucap Hartoyo.

Simak video pilihan berikut: 

3 dari 4 halaman

Jejak Peradaban Kuno

Lokasi Sekarpuro, di mana reruntuhan batu bata kuno ditemukan adalah sebuah pemukiman kuno. Peradaban lama sejak masa Mpu Sindok abad 10 hingga Mapajahit abad 15. Desa di bawah Nagari Kabalan, vasal istimewa dipimpin Kusumawardhani, putri Hayam Wuruk.

Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan, sangat wajar jika banyak ditemukan artefak berupa koin dan keramik produk luar nusantara. Ini menunjukkan betapa majunya peradaban saat itu.

"Menunjukkan lokasi ini bukan sebuah desa kecil, salah satu pusat peradaban," kata Dwi Cahyono.

Desa kuno Sekarpuro ini tak jauh dari beberapa desa kuno lainnya seperti Madyopuro, Lesanpuro, Ngadipuro. Kata Pura atau Puro berarti kota, bukan tempat ibadah. Desa – desa di bawah Nagari Kabalan, vasal istimewa Majapahit yang dikenal sebagai sentra perajin emas.

Petunjuk bebatuan bata yang ditemukan berserakan di sekitar reruntuhan itu juga bisa dilacak. Keberadaannya diperkirakan tak terlalu ke dalam tanah ke sisi selatan dan utara lokasi reruntuhan ditemukan.

"Jika dikejar, di sini ada deretan bangunan pemukiman menghadap timur," ujar Dwi.

Reruntuhan batu bata kuno yang ditemukan di proyek Jalan Tol Malang – Pandaan itu memiliki pondasi yang cukup dalam dengan setidaknya delapan lapis bata. Desa ini dihuni banyak kaum menengah ke atas masa itu.

"Sayang sebelum proyek jalan tol dimulai, tak ada survei lebih dahulu. Karena itu harus secepatnya diselamatkan," tutur Dwi.

4 dari 4 halaman

Surga Arkeologi

Selama proses pengerjaan Jalan Tol Malang – Pandaan tercatat sudah dua kali berbenturan dengan situs purbakala. Temuan di Desa Sekarpuro, Malang, ini adalah kedua kalinya. Sedangkan yang pertama terjadi pada 2017 silam di kawasan Banjararum, Singosari, Malang.

Saat itu, ruas jalan tol bakal melintasi Punden Watu Gajah. Sebuah situs berbahan batu andesit setinggi 136 sentimeter dengan panjang 463 sentimeter dan lebar 231 sentimeter. Penanggungjawab proyek jalan tol pun menyetujui dan menggeser lokasi dari rencana awal.

"Waktu itu juga segera koordinasi, karena kepala desa setempat tak mengizinkan punden dipindah maka proyek yang harus digeser," ucap Koordinator Juru Kunci Candi Malang, BPCB Jawa Timur, Hartoyo.

Nusantara masa lampau, ada banyak kerajaan silih berganti yang berdiri di wilayah Malang Raya dan sekitarnya. Mulai dari Kerajaan Kanjuruhan, Mataram Kuno periode Jawa Timur, Singosari maupun bagian dari Majapahit.

Karena itu pula sangat banyak peninggalan purbakala yang sudah ditemukan baik itu berupa candi, prasasti, punden dan lain sebagainya. Diyakini pula, cukup banyak jejak arkelogi yang masih belum diketemukan.

"Sebetulnya banyak situs maupun benda purbakala tercecer di Malang. Kan di sini banyak kerajaan, jadi yang masih tertimbun tanah ya juga banyak," kata Hartoyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.