Sukses

Menyelami Pagi di Raja Ampat sambil Bermain dengan Ubur-ubur Jinak

Pulau Misool juga memiliki pemandangan bawah laut yang indah. Termasuk gua bawah laut, sehingga wisatawan asing yang hobi menyelam antusias berkunjung.

Liputan6.com, Raja Ampat - Danau Ubur-ubur Misol adalah salah satu destinasi wisata indah dan unik Kabupaten Raja Ampat. Danau yang unik dan suasana matahari di pagi hari bakal memanjakan para pengunjung.

Keunikan danau ini adalah wisatawan dapat berinteraksi dengan ubur-ubur. Sebab, ubur-ubur atau jellyfish di sana tidak lagi memiliki racun yang membahayakan.

Pulau Misool juga memiliki pemandangan bawah laut yang indah. Termasuk gua bawah laut, sehingga wisatawan asing yang hobi menyelam antusias berkunjung ke daerah itu dilansir Antara.

Namun jangan nekat untuk membuang sampah sembarangan. Pengawasan di lokasi terbilang ketat. Sebab ubur-ubur tersebut dilindungi lantaran unik dan merupakan daya tarik bagi wisatawan asing berkunjung ke Danau Misool itu.

Untuk menuju lokasi, wisatawan tak perlun khawatir sebab ada Bandar Udara Misool untuk memudahkan. Pesawat kecil seperti Susi Air dapat mendarat di Pulau Misool.

Selain itu, Dinas Perhubungan tahun ini memprogramkan angkutan reguler atau angkutan umum dari Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat menuju Pulau Misool.

Masyarakat adat di Raja Ampat menggenggam kearifan lokal Sasi Laut untuk menjaga keseimbangan alam. Tradisi itu adalah aturan tak tertulis yang melarang penangkapan hewan laut pada waktu tertentu.

Tradisi turun temurun warisan leluhur mereka untuk menjaga keseimbangan kehidupan hewan laut dari eksploitasi yang berlebihan. Tradisi Sasi Laut yang sejatinya memberi waktu kepada biota laut untuk berkembang biak.

"Bisa tiga bulan, enam bulan bahkan hingga satu tahun. Setelah itu, nelayan boleh memancing lagi," kata Tahir, warga Pulau Misool.

Selain Sasi Laut, ada juga tradisi Sasi Darat, yang ketika diberlakukan masyarakat tidak boleh menebang pohon atau mengambil buah dari hutan untuk dikonsumsi.

"Masyarakat boleh ambil kayu di hutan, tapi untuk dipakai sendiri, tidak boleh menjual kayunya ke luar Raja Ampat," kata Tahir.

Kearifan itu membuat hutan di pulau-pulau Raja Ampat sampai sekarang tetap hijau dan rimbun, menjadi suaka bagi berbagai macam burung termasuk cendrawasih, murai batu, bangau, dan elang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.