Sukses

Jadi Korban Tsunami Selat Sunda, Sepupu Ifan Seventeen Dimakamkan di Singkawang

Nurmala yang menjadi korban tsunami Selat Sunda merupakan saudara Ifan Seventeen. Keluarga berharap jenazah Kak Mala bisa dimakamkan di Singkawang.

Liputan6.com, Singkawang - Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, beserta Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro mengunjungi rumah keluarga korban tsunami Selat Sunda, bernama Nurmala (48), Rabu (26/12/2018). Dia diketahui merupakan warga Kota Singkawang yang tinggal di Jalan Uray Dahlan M Suka Gang Idi M Soleh, Kelurahan Sekip Lama, Kecamatan Singkawang Tengah.

Kunjungan ke rumah keluarga korban juga dilakukan mantan Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya beserta istri saat merayakan Natal di Kota Singkawang.

"Atas nama Pemerintah Kota Singkawang, saya turut berduka cita atas bencana yang sudah menimpa korban hingga meninggal dunia, saya doakan semoga almarhumah bisa diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan," kata Tjhai Chui Mie, dilansir Antara.

Pemerintah kota akan membantu untuk proses pemulangan jenazah ke Kota Singkawang. "Karena berdasarkan permintaan keluarga, menginginkan agar jenazah korban bisa dibawa pulang dan dimakamkan di Kota Singkawang," ujarnya.

Wali Kota sudah memerintahkan Dinas Sosial untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak keluarga, mengenai persiapan segala sesuatunya dan proses pemulangan jenazah korban.

Dalam kesempatan yang sama, adik kandung korban, Rita mengatakan, tiga hari sebelum terjadi tsunami Selat Sunda, dia sempat berkomunikasi melalui video call dengan kakaknya. Namun, berdasarkan informasi yang diterima, bahwa pada kejadian tsunami Selat Sunda ada orang Singkawang yang ikut meninggal.

"Setelah dicek, akhirnya tadi malam (sekitar pukul 23.30 WIB didapatkanlah informasi itu, bahwa yang meninggal memang Kak Mala," tambahnya.

Anehnya, ponsel korban masih aktif saat dihubungi. Namun, orang lain yang mengangkatnya. "Sekali saya tanya, ternyata orang tersebut yang mendapati ponsel Kak Mala, tetapi Kak Malanya tidak tahu entah ke mana," ungkapnya.

Atas kejadian yang menimpa kakak kandungnya, dia berharap agar Pemkot Singkawang bisa membantu untuk proses pemulangan jenazah. "Karena Kak Mala merupakan kakak saya satu-satunya" katanya.

Apalagi, korban memiliki banyak keluarga di Kota Singkawang. "Karena kalau mau ke makam Kak Mala, kan kasihan kalau mau ke sana. Apalagi kondisi kami serba kekurangan," jelasnya.

Sementara adik ipar korban, Martali mengatakan, Ifan Seventeen dengan korban adalah sepupu. Karena, antara ayah Ifan dengan ayah korban merupakan saudara kandung. Sewaktu ibu Ifan datang ke Singkawang beberapa bulan yang lalu, katanya, sempat mengajak korban ke Bogor.

"Korban pun akhirnya ikut ke sana, karena memang korban ini sangat dekat dengan anak Ifan," sebutnya.

Bahkan, sewaktu mau menonton Ifan manggung di Banten kemarin, korban sempat menggendong anak Ifan. Namun, sebelum Ifan manggung dan kejadian tsunami, korban sempat video call dengan bibinya. Dari percakapan itu, korban seperti berkata yang aneh-aneh.

"Korban sempat berkata bahwa nyaman dan suka sekali berada di tempat itu," katanya.

Namun, perkataan korban sama sekali tak digubris pihak keluarga. Tapi, setelah kejadian tsunami, dia sempat menghubungi korban lewat ponsel. "Ponselnya aktif, tapi orangnya tidak ada. Malah orang lain yang mengangkatnya," katanya.

Kemudian, pada Senin, 24 Desember 2018, malam, orang Dinas Sosial Singkawang mendatangi rumahnya untuk mempertanyakan apakah benar korban tsunami Selat Sunda bernama Nurmala yang merupakan orang Singkawang.

"Ketika dilihatkan fotonya, memang benar jika korban kakak ipar saya," ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mulai Berhijab

Mendapat kabar itu, istrinya pun terus-terusan menangis hingga matanya sedikit membengkak. Mengenai kabar itu pula, dia berharap jenazah kakak iparnya bisa dibawa pulang dan dimakamkan di Kota Singkawang.

"Karena dari keluarga besar kami, menginginkan agar jenazah dimakamkan di Kota Singkawang," katanya.

Sementara sepupu korban, Yulinarsih menyebutkan, tidak ada hal-hal yang janggal mengenai kepergian korban. Bahkan, dirinya menilai jika korban mengalami perubahan yang cukup baik selama berada di Bogor. "Seperti yang dulunya tidak pernah berhijab, selama di Bogor sudah mulai berhijab," tambahnya.

Kepribadian korban juga, menurutnya sangat baik terutama kepada anak-anak. "Dengan anak siapa pun, dia tidak milih dan selalu baik, bahkan almarhumah juga suka ngasih anak-anak uang," ujarnya.

Dia tak menyangka, atas musibah yang dialami korban. "Mungkin sudah takdir Allah, dan kita hanya bisa pasrah dan ikhlas, serta mendoakan agar almarhumah di terima dan diberi tempat yang layak oleh Allah. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan saya harap bisa tabah dan sabar," ungkapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.