Sukses

Misteri Tengkorak Manusia di Hutan Cekik Akhirnya Terbongkar

Temuan tengkorak manusia yang tergeletak di antara semak belukar membuat geger para pekerja di hutan Taman Nasional Bali Barat.

Bali - Temuan tengkorak manusia yang tergeletak di antara semak belukar membuat geger para pekerja di hutan Taman Nasional Bali Barat.

Salah seorang pekerja I Made Wijana (43) yang pertama menemukan tengkorak tersebut mengatakan awalnya ia dan sembilan orang pekerja lainnya asal Banjar Melaya Tengah Kaja, Kecamatan Melaya bersama-sama merabas semak-semak yang mengering di hutan sebelah timur monumen Pertempuran Lintas Laut Jawa-Bali, Cekik, Kelurahan Gilimanuk.

Saat sedang asik merabas semak, sekitar pukul 11.30 Kamis (1/11/2018) dirinya kaget melihat ada tengkorak tergeletak di depannya.

"Saya awalnya mengira itu tengkorak kera. Lalu saya bilang sama teman-teman. Setelah kami periksa ternyata tengkorak manusia," ujarnya seperti dikutip laman Jawapos.

Setelah penemuan tengkorak tersebut, mereka kemudian berinisiatif mencari tulang belulang yang lainya. Akhirnya di sekitar lokasi ditemukan tengkorak itu ditemukan pula tulang paha, kemudian ditemukan juga ponsel Samsung, sepasang sandal, satu buah STNK sepeda motor Honda Supra Fit DK 4699 WO atas nama Kadek Wiarmita warga banjar/desa Dangin Tukadaya, Jembrana, rahang bagian bawah dengan kondisi gigi masih menempel utuh serta kartu kepesertaan JKBM beserta dompet.

Posisi antara tengkorak dan tulang-tulang maupun benda yang diduga milik korban itu berjauhan satu sama lainnya. Kuat dugaan dulu mayatnya dimakan biawak atau binatang lainnya.

Ditemui di lokasi penemuan, Kapolres Gilimanuk, Kompol I Nyoman Subawa didampingi Kanit Reskrim, AKP Komang Muliyadi mengatakan pihak kepolisian dalam hal ini Polres Jembrana masih melakukan proses identifikasi.

Nantinya bagi warga yang merasa memiliki keluarga yang hilang ataupun merasa kalau itu adalah keluarganya diharapkan untuk berkoordinasi langsung dengan Polres Jembrana.

“Saat ini tengkorak beserta tulang belulang dititipkan di RSUD Negara,” ujarnya.

Baca juga berita Jawapos.com lainnya di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Misteri yang Terbongkar

Sementara itu, kabar ditemukannya tengkorak di hutan cekik tersebut sempat tersiar di sosial media Facebook dan dibaca oleh Gede Widiarsana yang dua tahun lalu sempat melaporkan kehilangan ayahnya.

Yakin dengan bukti-bukti awal berupa handpone merk samsung dan STNK motor dengan nopol DK 4699 WO, ia lantas mendatangi Polsek Gilimanuk bersama-sama dengan kerabat dan tetangganya yang lain.

 “Saya taunya dari facebook, lalu segera ke sini untuk memastikan,” ujarnya.

Setelah sempat melihat langsung barang-barang yang juga ditemukan berceceran dilokasi penemuan tengkorak, Widiarsana yakin kalau tengkorak tersebut adalah Ketut Sudarna (63 )yang merupakan ayah kandungnya yang hilang sejak dua tahun lalu.

“Sangat yakin itu bapak saya, karena STNK tersebut atas nama adik saya Kadek Wiarmita dan juga HP samsung sama dengan yang dipakai bapak,” terangnya.

Widiarsana menuturkan, sebelum meninggalkan rumah dua tahun silam, mereka sempat melakukan persembahyangan bersama di rumah karena saat itu Kuningan.

“Saya sempat tanya bapak mau kemana? dan dijawab mau jalan-jalan,” terangnya.

Namun setelah itu hingga pukul 20.00, orangtuanya tersebut tidak juga pulang ke rumah. Di hari yang sama Widiarsana juga mengaku bahwa ia dan ayahnya tersebut sempat berkomunikasi lewat telepon pada siang hari dan malam harinya.

“Sempat saya telepon dua kali, siang dan malamnya. Saat itu bapak bilang lagi ada di hutan, itu saja,” terangnya.

Namun hingga keesokan harinya tak juga pulang.

“Sudah sempat lapor polisi, dan bersama-sama aparat saat itu juga sudah melakukan pencarian namun tidak ketemu, hingga hari ini saya dengar kabar ada penemuan tengkorak yang mana sesuai bukti awal benda-benda yang ditemukan di sekitar identik dengan barang-barang milik bapak saya,” urainya.

Selama hidup, ayahnya diceritakan Widiarsana tidak memiliki masalah apapun. Hanya saja karena faktor usia, ayahnya mengalami pikun. Pihak keluarga, lanjutnya, mengaku ikhlas atas kepergian korban dan dalam waktu dekat akan rembug keluarga untuk dicarikan hari baik untuk upacara pengabenan.

“Kami sudah ikhlas, sekarang tinggal menyelesaikan prosesnya di kepolisian. Semoga bisa segera tuntas sehingga bisa diupacarai,” pungkasnya.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.