Sukses

Bak Kesurupan, Penari Sintren Beri Pesan untuk Pengunjung Gua Sunyaragi Cirebon

Liputan6.com, Cirebon - Taman Air Gua Sunyaragi Cirebon menjadi salah satu lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan pada libur Lebaran 2018 ini. Hilir mudik pengunjung memadati area parkir hingga loket pembelian tiket di Gua yang berumur ratusan tahun itu.

Di dalam area Gua Sunyaragi, suguhan berbeda diberikan oleh pengelola situs tersebut. Pengunjung memadati area Pesanggrahan Gua Sunyaragi Cirebon untuk menonton pagelaran seni budaya seperti Tari Sintren.

Terlihat seorang perempuan diikat dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah ditutup kain. Beberapa saat setelah dibacakan mantera oleh sang pawang, perempuan tersebut berubah menjadi penari Sintren yang terkenal.

Menggunakan kacamata hitam dan pakaian khas Sintren, penari Sintren didampingi beberapa orang berpakaian adat.

Tidak lupa, gamelan pun ditabuh sebagai pengiring Tari Sintren yang sudah dikenal masyarakat. Sesekali perempuan tersebut terjatuh saat penonton melempar uang ke tubuhnya.

Namun, para pengawal dan pawang sintren menahannya saat sebelum jatuh ke tanah. Seraya membacakan sebuah mantera, sintren kembali menari.

Rupanya, kesenian Tari Sintren ini menjadi salah satu pelengkap dalam suasana libur Lebaran. Sultan Keraton XIV Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat menjelaskan, tari Sintren merupakan salah satu warisan budaya Cirebon yang masih lestari.

"Sintren kami pilih menjadi salah satu pertunjukan seni di Gua Sunyaragi karena antusiasme masyarakat juga. Mereka tertarik dengan sintren karena terjatuh saat dilempar uang," ujar Arief kepada wartawan, Minggu (17/6/2018).

Dia mengatakan, seni Tari Sintren tidak identik dengan nuansa magis. Bahkan, semua orang bisa belajar menari sintren apabila ada keinginan yang kuat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Makna Filosofis

Bagi Sultan Arief, tari Sintren adalah bagian dari seni tari tradisional yang memiliki makna filosofis dalam kehidupan masyarakat, yakni mengingatkan agar manusia tidak lupa diri dalam berkehidupan di dunia.

"Makna filosofi penari jatuh karena dilempar uang ya itu manusia semakin banyak uang cenderung lupa diri dan dari situ bisa menjadi pangkal kejatuhannya," ujar dia.

Kehadiran Tari Sintren di Gua Sunyaragi diharapkan membuat pengunjung berkesan. Selain itu, makna Tari Sintren yang dipertunjukkan kepada pengunjung dapat tersampaikan.

Menurut Arief kesenian tak hanya menjadi tontonan melainkan sebuah tuntunan dalam berkehidupan pada zaman dahulu.

"Membuat pengunjung menjadi berkesan itu yang kami inginkan sehingga mereka tidak bosan datang ke Cirebon," harap Arief.

Selain Tari Sintren, situs Gua Sunyaragi juga menghadirkan berbagai tarian tradisional lain seperti Topeng Cirebon. Sultan Arief mengatakan, pertunjukan seni tersebut disuguhkan hanya saat momen libur Lebaran.

Pada momen libur Lebaran tahun 2018 ini, jumlah pengunjung naik mencapai seribu orang dibanding hari biasa yang hanya 300 orang. Kenaikan pengunjung Gua Sunyaragi mencapai 200 persen dibanding hari biasa.

"Tapi kita tetap siaga Lebaran sampai tanggal 24 Juni karena libur sekolah sampai bulan Juli," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.