Sukses

30 Ton Bahan Peledak dari Malaysia Masuk Bali, Buat Apa?

Bahan peledak yang memasuki perairan Bali itu berjenis amonium nitrit itu dan termasuk berdaya ledak tinggi.

Liputan6.com, Kuta - Petugas Bea Cukai Bali menggagalkan penyelundupan 30 ton bahan peledak jenis amonium nitrat asal Malaysia menumpang Kapal Motor Kamal Indah. Petugas menghentikan kapal tersebut saat memasuki perairan Karangasem, Bali.

Kepala Seksi Penindakan Kantor Wilayah Bea dan Cukai Bali-Nusra, Thomas Aquino, menjelaskan penangkapan itu bermula dari informasi adanya pengiriman bahan peledak menggunakan sebuah kapal motor dari Malaysia menuju Sulawesi.

Pada saat itu, Bea Cukai sedang menggelar Operasi Walaceae serentak di seluruh perairan Indonesia.

Petugas mendeteksi kehadiran kapal motor yang dinakhodai Udin (38), warga Bone Rate, Sulsel, pertama kali di wilayah perairan Batam. Namun, kapal motor yang mengangkut lima ABK itu berhasil kabur dari kejaran petugas.

Kapal itu kembali terdeteksi di Perairan Kangean, Sumenep, Madura. "Kapal Motor itu sempat menghilang dari kejaran dan kembali terdeteksi di Perairan Kangean dan langsung dilakukan penangkapan," tutur Aquino, Rabu, 21 September 2016.

Saat digeledah, petugas menemukan sebanyak 30 ton bubuk amonium nitrat yang merupakan bahan utama pembuatan bahan peledak berdaya ledak tinggi (high explosive).‎ Petugas kemudian menggiring kapal motor itu menuju pelabuhan Padang Bai, Karangasem.

‎"Bahan itu bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk. Tapi juga bisa digunakan sebagai bahan peledak. Berapa hektare terumbu karang akan hancur dengan berat sebanyak itu. Akan dahsyat sekali ledakannya," ujar Aquino.

Untuk uji laboratorium, Bea Cukai telah ‎mengambil tiga sampel bahan yang dibawa kapal tersebut. Sementara itu, Direktur Polisi Air Polda Bali, Kombes Hendra, menuturkan saat ini anak buah kapal dan nakhoda telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Sementara masih dimintai keterangan. Kita dalami bahan itu untuk digunakan apa dan ke mana. Masih penyelidikan," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini