Sukses

Spot Favorit Berburu Menu Buka Puasa di Depok

Jika Jakarta punya Pasar Benhil, lokasi di Depok, Jawa Barat ini juga menjadi incaran warga untuk berburu takjil. Lokasi manakah itu?

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki bulan suci Ramadan, tak sulit untuk mencari pedagang takjil atau menu buka puasa di Jabodetabek. Jika Jakarta punya Pasar Benhil, lokasi di Depok, Jawa Barat ini juga menjadi incaran warga untuk berburu takjil. Tepatnya di perempatan Jalan Baru Depok Timur.

Dari pantauan Liputan6.com, Selasa sore, 7 April kemarin, tampak berjejer puluhan lapak para pedagang takjil di sisi sebelah kiri atau memanfaatkan lahan kosong di tengah-tengah jalan. Jumlah pedagang yang naik dua kali lipat dari hari biasanya membuat kemacetan kerap terjadi. 

Jika Jakarta punya Pasar Benhil, lokasi di Depok, Jawa Barat ini juga menjadi incaran warga untuk berburu takjil. Lokasi manakah itu? (FOTO: Maria Flora)

Ditambah lagi dengan banyaknya pengendara roda dua yang memarkir kendaraan di sembarang tempat, membuat lokasi ini semakin semrawut. 

Meski macet, hal ini tak menyurutkan antusisme warga untuk datang ke lokasi dan berburu menu berbuka puasa. Selain banyak pilihan menu yang ditawarkan, harganya pun terbilang cukup murah. Untuk satu gorengan dijual dengan harga Rp 2.000 saja.  

Jika Jakarta punya Pasar Benhil, lokasi di Depok, Jawa Barat ini juga menjadi incaran warga untuk berburu takjil. Lokasi manakah itu? (FOTO: Maria Flora)

Ya, gorengan kerap menjadi menu andalan di setiap momen Ramadan tiba. Seakan tak mau kalah dengan pedagang takjil lainnya, sejumlah ibu mencoba menarik perhatian pembeli dengan menyajikan hidangan rumahan. Mereka menjual semur jengkol, rendang, krecek, balado ikan dan telor, mi goreng, oseng tempe dan kacang panjang, dan banyak lagi. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lupis Khas Padang

Ada pula dua pedagang yang mencoba menawarkan menu buka puasa yang terbilang baru ditemui di lokasi tersebut. Kue lupis khas Padang dan zuppa soup

Sebut saja ibu Tina. Dengan lapak kecilnya, dia menawarkan lupis Padang yang terbuat dari ketan hitam dan putih. Berbeda dengan lupis yang dibentuk seperti lontong, Tina membuatnya dalam bentuk segitiga dengan ukuran cukup besar.

Dia mengaku, untuk membuat lupis tersebut diperlukan beras ketan sebanyak 10 liter. 

"Dari 10 liter, bisa dibuat puluhan lupis. Dijamin pasti rasanya lebih enak dari lupis biasa," katanya sambil tersenyum. 

Seperti lupis pada umumnya, salah satu makanan tradisional khas Sumatera Barat ini juga berbahan dasar beras ketan. Namun, dibungkus dengan daun pisang yang dibentuk segitiga. Di sinilah letak ciri khas dari lupis Padang.

Untuk penyajiannya, selain taburan parutan kelapa, lelehan saus gula merah yang gurih dituangkan di atasnya. Saat keduanya bertemu di lupis ketan hitam, rasanya tak kalah nikmat dengan lupis ketan putih. 

Bagi yang ingin mencobanya, untuk satu lupis khas Padang buatan Tina dijual dengan harga Rp 3.000. 

Zuppa soup, makanan khas Italia ini juga bisa ditemui di perempatan Jalan Baru Depok. Hidangan ini terbilang unik, karena ada pastry yang mengembang di atas mangkuk.

Adalah seorang ibu dan putranya yang mencoba mengais rezeki di bulan Ramadan dengan berjualan kue khas Italia ini. Selain zuppa soap, dia juga menjual klappertaart dikenal sebagai kue khas Manado. 

Sang anak mengaku telah membuka lapaknya dari pukul 14.00 WIB. Sejak itu telah banyak pembeli yang mampir ke lapaknya dan membeli zuppa soap buatan sang ibu. Hingga pukul 17.30 WIB, dagangannya pun ludes terjual. Untuk satu zuppa soap dijual dengan harga Rp 18 ribu.

Minuman segar pun juga tak kalah diburu warga Depok. Rasa haus yang mulai mendera, tak jarang lapak pedagang es kelapa dan es buah nampak dipadati banyak pembeli.

Jika Jakarta punya Pasar Benhil, lokasi di Depok, Jawa Barat ini juga menjadi incaran warga untuk berburu takjil. Lokasi manakah itu? (FOTO: Maria Flora)

Salah satu ibu yang berdagang es buah mengaku, dalam sehari dia bisa menjual 200 kantong plastik es buah dengan harga Rp 5.000 per kantongnya.

Isi buah-buahan di dalamnya tak banyak variasi yang dibuat dalam bulatan-bulatan kecil. Di sana ada pepaya, nanas, melon, bengkuang ditambah dengan batu es.

"Di hari pertama Ramadan, alhamdulilah habis. Ini juga tinggal sedikit lagi," katanya. 

Sama seperti ibu penjual zuppa sup, lapak pedagang es buah ini juga dibuka mulai pukul 14.00 WIB.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.