Sukses

Isuzu Indonesia Dukung Program Pemerintah Perangi Truk ODOL

Sebagai bentuk komitmen untuk mendukung program pemerintah memerangi truk ODOL, Isuzu, sudah memiliki strategi untuk menekan peredaran truk tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena truk dengan kelebihan muatan dan kelebihan beban atau yang biasa disebut Over Dimension Over Load (ODOL), kerap dilakukan oleh beberapa oknum untuk memberikan manfaat dalam hal daya angkut yang lebih banyak.

Tentunya, spesifikasi truk seperti itu tidak dibenarkan dalam peraturan karena akan menjadi penyebab kecelakaan. Terlebih, truk memiliki dimensi yang lebih besar dari mobil penumpang biasa.

Sebagai salah satu komitmen produsen kendaraan niaga, PT Isuzu Astra Motor Indonesia, terus berkolaborasi dengan beberapa stakeholder untuk memerangi peredaran truk ODOL tersebut. Hal ini disebabkan, berdasarkan data resmi dari Kementerian Perhubungan, pelanggaran yang terbanyak adalah truk dengan over loading, yakni sebesar 81,7 persen.

Untuk itu, kemitraan antara PT IAMI dengan Kementerian Perhubungan ini akan menargetkan Indonesia bebas dari truk ODOL pada 2023 mendatang. Di samping itu, keberadaan truk ODOL ini juga akan merugikan sisi bisnis karena akibat banyaknya truk dengan spesifikasi tersebut negara ikut dirugikan sebesar Rp 43 triliun dalam satu tahun.

Sebagai salah satu hal yang ditekankan oleh PT IAMI, pihaknya terus melakukan beberapa upaya dalam hal sertifikasi yang terdapat pada beberapa karosesi yang telah menjadi partnernya.

“Kami juga telah melakukan sertifikasi pada 41 karoseri partner untuk memastikan karoseri yang bekerjasama dengan Isuzu adalah perusahaan yang taat aturan pemerintah, salah satunya mengurus Surat Keterangan Rancang Bangun (SKRB),” jelas Technical Warranty Dept Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Reiner Tandiono, dalam keterangan resminya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Truk ODOL Bisa Berdampak Buruk Bagi Bisnis

Dengan dalih memuat barang muatan yang lebih banyak, sering kali hal ini diabaikan oleh operator bisnis. Mereka secara terang-terangan melakukan manipulasi dimensi bak belakang agar bisa menampung muatan lebih banyak.

“Padahal dampak kecelakaan akibat truk ODOL akan lebih besar bagi bisnis. Seperti kehilangan produksi, tidak mampu bekerja lagi, sampai risiko terbesar adalah meninggal dunia,” tandas Reiner.

Demi mendukung kebijakan pemerintah itu, Isuzu Indonesia sendiri menciptakan ekosistem yang bebas dari ODOL. Langkahnya seperti produk Isuzu dirancang dengan mempertimbangkan aturan pemerintah atau sesuai regulasi.

Isuzu selalu menjalankan SRUT untuk setiap kendaraan barunya, bahkan Isuzu bersama Kemenhub turut mensosialisasikan program Sertifikat Registrasi Uji Tipe. Selanjutnya, melakukan Training front liner Isuzu team mengenai penggunaan unit dan aturan ODOL.

3 dari 3 halaman

Infografis Gibol Jangan Nobar Euro 2021

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.