Sukses

Benang Layangan Tewaskan Pemotor, Ini Imbauan Instruktur Safety Riding

Menjadi permainan yang banyak dilakukan anak-anak di luar rumah, layangan membutuhkan benang agar bisa terbang dan di kendalikan oleh pemiliknya.

Liputan6.com, Jakarta Menjadi permainan yang banyak dilakukan anak-anak di luar rumah, layangan membutuhkan benang agar bisa terbang dan dikendalikan oleh pemiliknya.

Tak jarang layangan yang putus menyisakan benang di jalan dan berbahaya bagi pengendara sepeda motor, seperti kecelakaan yang terjadi di Solo, Jawa Tengah.

Seorang pengendara motor meninggal dunia karena lehernya tersayat benang layangan saat mengendarai motor.

Melihat kejadian tersebut, instruktur keselamatan berkendara yang juga founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengimbau pemain layangan untuk lebih memperhatikan situasi dan kondisi saat bermain.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berbahaya

"Seharusnya pemain layang-layang itu harus sadar, aktivitas yang mereka lakukan itu berbahaya jika bermain di pinggir jalan. Bahkan kalau main jauh dari jalan, entah karena putus dan lain-lain, benang layangan bisa melintang. Karena terikat di objek statis akhirnya membahayakan bagi pengendara jalan raya," kata Jusri.

Tak hanya itu, aparat kepolisian juga diimbau untuk ikut mengambil bagian mencegah kecelakaan yang bisa merenggut nyawa karena benang layangan.

3 dari 3 halaman

Gunakan Perlengkapan Berkendara

"Aparat hukum, mulai dari aparat desa, juga harus aktif mengingatkan pemain layang-layang agar menjauh dari aktivitas di sekitar jalan raya. Meski tetap memiliki resiko. Tapi dengan tindakan aparat tadi, paling tidak bisa meminimalisir peluang-peluang kecelakaan yang tidak kita harapkan," ujarnya.

Selain itu, pengendara juga harus selalu waspada terhadap potensi bahaya benang layang-layang di jalan. Jangan lupa gunakan perlengkapan helm, jaket atau balaclava/buff yang menutupi leher.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.