Sukses

Masih Banyak Pengemudi yang Tak Tahu Batas Kemampuan Fitur Keselamatan

Masih banyak pengemudi yang tidak mengetahui keterbatasan fitur yang mampu mengurangi kecelakaan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan yang beredar saat ini, baik mobil atau motor memang sudah dilengkapi banyak fitur keselamatan. Namun, masih banyak pengemudi yang tidak mengetahui keterbatasan fitur yang mampu mengurangi kecelakaan tersebut.

Melansir Autoevolution, Sabtu (29/9/2018), dengan tidak mengetahui batasan fitur keselamatan canggih, mengakibatkan pengemudi terlalu tergantung pada teknologi ini.

Dalam studi yang dilakukan AAA Foundation untuk keselamatan berlalu lintas, fitur seperti pemantau blind spot, adaptive cruise control, dan pengereman darurat otomatis memang dimaksudkan untuk membantu pengemudi mencegah kecelakaan. Tapi, masih banyak pengemudi yang tidak mengerti cara kerjanya, dan dapat berakibat sebaliknya.

"Sebagian besar responden menunjukkan apa yang kami yakini adalah kurangnya kesadaran tentang keterbatasan teknologi," jelas Brian Tefft, peneliti senior AAA Foundation, seperti dilansir USA Today, Sabtu (29/9/2018).

Misalnya, sekitar 80 persen responden tidak tahu bagaimana pemantau blind spot bekerja. Banyak pengendara berasumsi, sistem ini mampu mendeteksi mobil, sepeda, dan pejalan kaki yang mendekat dengan cepat.

Sementara itu, 25 persen responden hanya mengandalkan fitur pemantau blind spot saat berpindah jalur. Sedangkan lebih dari 40 persen pengemudi tidak dapat membedakan antara peringatan tabrakan depan dan pengereman darurat otomatis, dan 29 persen berpikir adaptive cruise control merupakan fitur yang mampu mencegah kecelakaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

"Saya pikir ada anggapan umum di antara anggota masyarakat bahwa teknologi dalam kendaraan saat ini akan melakukan hal-hal untuk kita," tambah Jake Nelson, Direktur Advokasi Keselamatan Lalu Lintas dan Penelitian AAA Foundation.

"Teknologi ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengemudi di belakang setir. Tapi, dimaksudkan untuk membantu kami," tegasnya.

Sementara itu, untuk mengedukasi pengendara tersebut, dibutuhkan peran pembuat mobil. Hal terebut, bisa dimulai dari sosialisasi dan kampanye saat konsumen hendak membeli mobil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.