Sukses

Sapi SBY Vs Sapi Cendana

Kurban menjadi ibadah rutin yang dilakukan SBY dan keluarga Cendana. Bagaimana keduanya melaksanakan anjuran Nabi Muhammad SAW tersebut?

Hari Raya Idul Adha telah tiba. Sebagian umat Islam pun mewarnai hari istimewa tersebut dengan menunaikan ibadah kurban. Tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemimpin negara ini rutin melaksanakan amalan tersebut saban tahun.

Seperti biasa, sapi kurban milik SBY tersebut diserahkan ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, untuk selanjutnya disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga yang tak mampu. Sapi itu kini telah terparkir di tempat penampungan hewan kurban Masjid Istiqlal.

Tak hanya SBY, keluarga Cendana pun tak pernah absen melakukan ibadah tersebut. 'Tradisi' yang telah dilakukan sejak almarhum Soeharto itu kini diteruskan putri sulungnya, Siti Hardiyanti Rukmana atau yang akrab disapa Mba Tutut. Tahun ini, keluarga Cendana menyerahkan hewan kurban berupa sapi ke Masjid Istiqlal.

Sapi 1,07 Ton

Sapi seberat 1,07 ton milik SBY tiba di tempat penampungan hewan kurban Masjid Istiqlal pukul 10.15 WIB, Senin 14 Oktober 2013. Menurut Kepala Biro Umum Sekretariat Presiden Djarot Sri Sulistyo, sapi tersebut sempat disimpan selama 3 hari di suatu tempat agar tidak stres.

Usai diterima panitia kurban Masjid Istiqlal, sapi jenis ongol dari Magelang, Jawa Tengah, itu langsung diberikan tempat istimewa. Sapi super berwarna putih tersebut ditempatkan di dekat pintu gerbang Al Ghaffar dengan dipayungi tenda yang terpalnya berwarna biru berukuran 3x5 meter.

"Iya, memang sengaja dipisahkan. Karena, besok (Rabu 15/10/2013) setelah Salat Id ada penyerahan secara simbolis oleh presiden," jelas Ketua Badan Pengurus Pengelola Hewan Kurban Masjid Istiqlal, Mubarok, di Jakarta, Senin (14/10/2013).

Tak pelak, sapi tersebut mengundang perhatian warga untuk berfoto ria di depan hewan tersebut. Salah satu pengunjung di Masjid Istiqlal mengaku, ia bersama keluarga datang hanya untuk melihat langsung sumbangan hewan kurban dari orang nomor satu di Indonesia itu.

Bukan Rambo Lagi

Sapi kurban milik SBY pada tahun ini, nampaknya berbeda dengan sebelumnya. Bila sebelumnya nama Rambo I dan II disematkan pada sang hewan, kini sapi itu tidak diberi nama.

"Tidak diberi nama. Seperti tahun-tahun sebelumnya juga kita nggak pernah kasih nama," kata Kepala Biro Umum Sekretariat Istana Kepresidenan, Djarot Sri Sulistyo di Jakarta, Senin (14/10/2013).

Dalam catatan Liputan6.com, sapi kurban SBY pada 2012 diberi nama 'Pendekar Tanpa Nama'. Sapi jawa yang beratnya 1,07 ton itu didatangkan dari Pati, Jawa Tengah.

Pada 2011, nama Rambo II disematkan pada sapi kurban milik SBY. Sapi ini memiliki berat badan 1,4 ton dengan panjang 285 cm dan tinggi 180 cm. Sapi tersebut milik peternak asal Pasuruan, Suhadi. Setahun sebelumnya, 2010, Suhadi juga menyuplai sapi kurban untuk SBY yang diberi nama Rambo I dengan berat 1,2 ton.

Meski begitu, Djarot mengaku tak tahu asal usul pemberian nama tersebut. Dirinya malah bertanya sumber yang memberi nama sapi kurban SBY. "Nah, yang memberi nama (sapi) juga nggak tahu asalnya dari mana. Saya malah bingung sumbernya dari mana," tanya Djarot.

Sapi dari Cendana

Keluarga Cendana tak absen dalam berkurban Idul Adha tahun ini. Siti Hardiyanti Rukmana atau lebih akrab dikenal Mbak Tutut menyerahkan 2 ekor sapi kepada rumah potong hewan Masjid Istiqlal kepada panitia Minggu 13 Oktober kemarin.

"2 Sapi di antaranya diberikan Mbak Tutut kemarin langsung," kata Kepala Pengelola H Mubarok di rumah potong hewan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).

Pantauan Liputan6.com, kedua sapi yang diberikan Mbak Tutut Soeharto itu diberi tulisan 'Cendana' berwarna kuning. Kedua sapi itu memiliki bobot sekitar 700 kg per ekornya.

Pada 2012, keluarga Cendana juga menggiring 30 sapi kurban untuk disembelih pada hari raya Idul Adha 1433 Hijriah di Masjid Agung At Tin, kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Jumat 26 Oktober 2012. Hewan kurban yang berasal dari Tapos, Bogor, Jawa Barat itu diterima Ketua Pelaksana Harian Pengurus Masjid Agung At-Tin, Maftuh Basyumi. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.