Sukses

Warga Berharap Bung Karno `Abadi` di Tengah Waduk Cacaban

"Di tengah waduh ada pulau kecil. Kami niatnya bangun Tugu Soekarno di sana. Pasti itu jadi magnet tersendiri bagi pengunjung," kata Pudjo.

Hamparan indah Waduk Cacaban memang seperti tak bisa dipisahkan dengan sosok Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Bahkan warga Kedungbanteng berharap sosok Bung Karno dapat 'abadi' di tengah-tengah waduk itu, dengan wujud Tugu Soekarno, lengkap dengan atribut khasnya.

Ketua Adat dan Budaya Pudjo Kasripin pun percaya, bahwa bentuk 'abadi' Bung Karno itu dapat mendongkrak popularitas objek wisata itu. "Di tengah waduh ada pulau kecil. Kami niatnya bangun Tugu Soekarno di sana. Pasti itu jadi magnet tersendiri bagi pengunjung," kata Pudjo, saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (8/8/2013).

Dana yang dibutuhkan memang tidak sedikit. Pudjo beserta warga 5 kecamatan pun sudah berulang kali meminta bantuan kepada Pemda Jawa Tengah, tapi hasilnya nihil. Sebagai yang ditetuakan di daerah tersebut, Pudjo pun bergerak jemput bola. Penggede ditemui, berharap dapat sponsor pembangunan.

"Saya datangi salah seorang anggota DPRD, namanya Rojik. Kami berbincang 4 mata dan hasilnya dia mau membantu bangun tugu itu," ujar Pudjo.

Apa daya, pembicaraan yang terjadi pada saat pemerintahan Presiden Megawati, putri Soekarno itu, tidak pernah terwujud hingga saat ini. Pulau di tengah Waduk Cacaban tetap kosong tanpa Tugu Soekarno.

Niat warga di sana ingin membuat tugu Bung Karno yang berjas putih, berkopiah, berkacamata hitam, dan lengkap dengan tongkat sapu jagadnya. Ukurannya harus besar, agar dari kejauhan sudah terlihat oleh mata, menjadi magnet pengunjung.

Staf Objek Wisata Waduk Cacaban, Mukhidin mengatakan, sejak dirinya mendengar ada wacana pembuatan tugu, ia pun sudah menentukan lokasi yang tepat untuk dijadikan tempat foto. "Lokasinya agak naik ke puncak, dari situ kelihatan semua sudut Waduk Cacaban. Saya pilih yang dekat bumi perkemahan, jadi akan banyak orang. Mereka bisa foto belakangnya kelihatan waduk, tugu, dan Gunung Gajah," jelas Mukhidin.

"Tapi, ya itu masih wacana, belum ada yang gerak," kata Mukhidin.

Waduk Cacaban merupakan warisan Presiden Soekarno, meski kelahiran waduk tersebut berawal dari gagasan pemerintah kolonial Belanda.

Pembangunan waduk seluas 928,24 hektar yang mampu menampung 63 juta meter kubik air itu memakan waktu 6 tahun. Pengerjaannya selesai tepat pada 19 Mei 1958. Bung Karno pun hendak mendatangi peresmian Waduk Cacaban, tapi karena ada kegiatan mendesak lainnya, peresmian dilakukan oleh bawahannya, Mr Sartono.

Pada 1952, awal peletakan batu pertama di waduk tersebut, Bung Karno datang ke lokasi sembari menggenggam Tongkat Sapu Jagad, juga mengenakan pakaian khasnya, jas putih serta kopiah dan kacamata hitam.

Waduk ini sebenarnya berfungsi mengairi sawah-sawah di sekitarnya, namun juga difungsikan sebagai obyek wisata. Letaknya tidak jauh dari Slawi, lebih kurang 9 km ke arah timur tepatnya di desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng, dan merupakan salah satu obyek wisata di daerah tersebut. Cacaban adalah objek wisata andalan di Kabupaten Tegal, selain Wisata Guci dan Pantai Purwahamba Indah. (Yog/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini