Sukses

Susah Payah Pisahkan Polri dan TNI, Megawati Kesal Ada Kasus Ferdy Sambo

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekesalannya dengan kondisi Polri akhir-akhir ini, di mana, sejumlah pejabatnya yang terjerat kasus. Salah satunya, kasus mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekesalannya dengan kondisi Polri akhir-akhir ini, di mana, sejumlah pejabatnya yang terjerat kasus.

Salah satunya, kasus mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Padahal, Megawati mengatakan dirinya telah susah payah memisahkan Polri dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Dia sempat menyampaikan kekecewaannya ini kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Waktu di Bali saya bilang, maaf ya pak polisi, saya bilang, polisi itu saya yang memisahkan. Jangan lupa, Presiden RI ke-5 dengan susah payah karena itu TAP MPR," ujar Megawati Soekarnoputri dalam acara peluncuran 58 judul buka dalam rangka Hari Jadi ke-58 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI di Gedung Lemhanas Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

"Lah kok sekarang aku lihat si Sambo lah si sopo neh iku. Saya terus terang saja, memang benar loh, gimana sih polisi sekarang itu? Saya ngomong sama Presiden, pak polisi sekarang itu ngapain? Saya ngomong sama Kapolri gimana sih (polisi?)," sambungnya.

Dia menuturkan bahwa banyak pekerjaan rumah sejak memisahkan Polri dari TNI. Pasalnya, kata Megawati, Polri saat itu tidak memiliki apa-apa karena berpisah dari TNI.

"Saya bagus-bagus bikinnya, rumahnya lagi bikinin terus barangnya karena dipisah enggak ada barangnya. Saya belikan pesawat buat Kapolri saya beli, sekarang enggak tahu dah bobrok atau gimana. Ada helikopterlah," tutur Megawati.

Megawati pun meminta Polri untuk melakukan evaluasi untuk memperbaiki diri. Dia merasa memiliki tanggung jawab untuk mendorong instansi kepolisian menjadi lebih baik lagi, sebab dirinya lah yang memisihkan Polri.

"Saya punya hak dong orang saya yang misahin dulu," jelas Megawati.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Acara Lainnya

Selain peluncuran 58 buku mengenai Lemhannas, ada juga agenda bedah buku Hasto berjudul Progressive Geopolitical Coexistence yang merupakan disertasinya berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara'.

Buku yang disusun Hasto yang kini juga tercatat sebagai dosen Universitas Pertahanan akan dibedah oleh Guru Besar Unhan RI Prof. Dr Ir. Purnomo Yusgiantoro.

Untuk diketahui, Lemhannas merupakan lembaga pemerintahan yang melaksanakan tugas pada bidang pendidikan pimpinan tingkat nasional, pengkajian strategik ketahanan nasional, dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan.

Adapun Bung Karno merupakan perintis dan pendiri Lemhannas RI yang diresmikan pada 20 Mei 1965.

 

3 dari 4 halaman

Megawati: Sekarang Banyak Banget Jenderal Mau Masuk PDIP

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut bahwa saat ini banyak jenderal yang ingin masuk ke partainya. Padahal, kata dia, dulu sangat sedikit jenderal yang bergabung ke PDIP.

Hal ini disampaikan Megawati saat menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran 58 judul buka dalam rangka Hari Jadi ke-58 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI di Gedung Lemhannas Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

Awalnya, Megawati mengungkapkan telah mengenal Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto. Sebab, ayah Andi yakni, Mayjen (Purn) Theo Syafei Daeng Kulle merupakan Politisi senior PDIP.

"Saya makasih sekali kepada Pak Andi Widjajanto. Saya kenal beliau dari kecil karena Bapak beliau itu adalah Mayjen Theo Syafei. Jenderal yang pada saat itu masih sedikit jenderal yang ikut ke partai saya," kata Presiden kelima RI ini.

"Tapi kalau sekarang banyak banget lho jenderal yang mau masuk ke PDIP," sambung dia.

Di sisi lain, Andi Widjajanto mengatakan mendapat tiga arahan khusus dari Megawati saat dilantik menjadi Gubernur Lemhannas pada Februari 2022 lalu. Salah satunya, memperkuat nilai-nilai kebangsaan, terutama Pancasila 1 Juni.

"Arahan itu akan kami laksanakan secara dalam di tahun ini di tahun 2023 dengan melakukan kajian tentang Pancasila dilihat bagaimana Pancasila berhadapan dengan nilai- nilai global," ujar Andi dalam sambutannya.

 

4 dari 4 halaman

Merancang Transformasi Indonesia

Arahan kedua yang disampaikan Megawati ialah memperkuat posisi Lemhannas sebagai sekolah kepemimpinan di bidang Geopolitik. Terakhir, merancang transformasi Indonesia di tahun 2045.

Adapun Lemhannas ikut merancang lima isu strategis dalam hal ini; memperkuat konsolidasi demokrasi Indonesia, merancang transformasi digital, merancang transformasi ekonomi hijau, transformasi ekonomi biru. Kemudian, simbolisasi pembangunan Ibu Kota Nusantara.

"Kami juga merancang Indonesia yang baru, Indonesia smart, Indonesia yang green, Indonesia yang bisa menjadi global-hub. Itu yang akan menjadi tugas kami ketiga sesuai dengan penugasan kepada kami di awal 2022," tutur Andi.

Dalam acara ini, hadir Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud Md, Menkumham Yasonna H. Laoly, Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas.

Lalu, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koperasi Teten Masduki, dan Wamen Dalam Negeri John Wempi Wetipo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.