Sukses

Update Covid-19 Senin 1 Mei 2023: Positif 6.775.613, Sembuh 6.600.433, Meninggal 161.300

Data update pasien Covid-19 di Indonesia yang disebabkan virus Corona tersebut terhitung sejak, Minggu, 30 April 2023 pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Senin (1/5/2023) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Ada penambahan jumlah pasien positif Covid-19 di Tanah Air sebanyak 892 orang hingga hari ini, Senin (1/5/2023). Sehingga jumlah mereka yang dinyatakan terpapar Covid-19 akibat virus Corona terhitung sejak Maret 2020 hingga kini mencapai 6.775.613 orang.

Satuah Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga menginformasikan adanya kabar pasien sembuh dan telah dinyatakan terbebas dari virus Corona hingga saat ini. 

Berdasarkan data yang dihimpun, pada hari ini terjadi penambahan 839 orang yang negatif, sehingga total kasus sembuh dari virus Corona di Indonesia mencapai 6.600.433 orang.

Sedangkan kasus kematian pasien positif dilaporkan Satgas Covid-19 telah berada di angka 161.300 jiwa. Jumlah tersebut setelah terjadi penambahan 16 orang meninggal dunia akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Data update pasien Covid-19 di Indonesia yang disebabkan virus Corona tersebut terhitung sejak, Minggu, 30 April 2023 pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Senin (1/5/2023) pada jam yang sama.

Sementara itu, Pakar ilmu kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mendorong pemerintah untuk kembali menggalakkan pelaksanaan vaksinasi lengkap dan booster pertama sampai kedua.

Menurut dia, saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang dipengaruhi Subvarian Arcturus.

"Harus kembali menggalakkan vaksinasi booster kedua, yang sekarang sudah tidak banyak dibicarakan lagi," kata Prof Tjandra.

Prof Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara mengatakan, sebelum Lebaran beberapa kali kasus di atas seribu. Saat Lebaran data kasus sempat menurun yang mungkin karena sampel kasus juga berkurang. Namun setelah itu, kasus kembali di atas seribu.

Menurut dia, Arcturus menjadi penyebab kenaikan kasus di sejumlah negara, seperti India dan Singapura. Dia mengatakan, pakar University of Tokyo menyebut Arcturus lebih menular 1,17 sampai 1,27 kali dari varian yang ada sebelumnya, Kraken.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid untuk lebih hati-hati. "Pakai masker di ruang tertutup dan kerumunan, melakukan vaksinasi booster," kata Tjandra.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Imbauan Presiden Jokowi Akan Pentingnya Vaksinasi Covid-19

Tjandra juga meminta meningkatkan jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) sehingga bisa diketahui pola varian yang ada. Termasuk mendeteksi ada tidaknya varian baru.

Epidemiolog dari Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Windhu Purnomo pun meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Di tempat umum yang ramai, tempat ibadah, dan transportasi umum, tetap pakai masker.

"Kemudian lengkapi vaksinasi kita, terutama untuk usia 18 tahun ke atas. Dengan booster paling tidak booster pertama. Kalau kita sudah booster pertama, dan sudah waktunya booster kedua, ya kita vaksinasi booster kedua," ujar Windhu.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya juga mengingatkan pentingnya vaksinasi mengingat kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari terakhir.

"Saya mengingatkan kembali pentingnya vaksinasi. Baik vaksinasi pertama dan kedua maupun booster yang pertama dan kedua. Jangan merasa aman kemudian tidak melengkapi vaksinasi yang sudah dianjurkan oleh pemerintah,” kata Jokowi dalam keterangan video singkat yang diunggah di kanal Sekretariat Presiden, Rabu 19 April 2023.

Jokowi juga meminta bagi masyarakat yang merasa flu atau demam agar menggunakan masker.

“Saya minta bagi mereka yang merasa flu atau demam agar menggunakan masker. Demikian juga yang memiliki komorbid, gunakan lah masker dan jika bertemu dengan lansia sebaiknya menggunakan masker.”

Orang nomor satu di Indonesia juga mengingatkan untuk tetap rajin mencuci tangan setelah berkegiatan agar terhindar dari penularan COVID-19.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini