Sukses

Panglima TNI Sebut KKB Libatkan Ibu-ibu dan Anak-anak Serbu Prajurit TNI di Nduga Papua

Panglima TNI, Laksanama Yudo Margono mengungkapkan bahwa Kelompok Separatis Teroris (KST) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melibatkan ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerbut prajurit TNI di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI, Laksanama Yudo Margono mengungkapkan bahwa Kelompok Separatis Teroris (KST) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melibatkan ibu-ibu dan anak-anak saat menyerbu prajurit TNI di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Menurut Yudo, peristiwa itu terjadi pada Sabtu 15 April 2023 lalu. Ketika itu, 36 prajurit TNI sedang melakukan operasi pembebasan pilot. Namun, saat tiba di Distrik Mugi, mereka terlibat kontak tembak dengan KKB.

"Dalam kontak tembak tersebut mereka memanfaatkan masyarakat dan juga anak-anak untuk menyerbu. Dari masyarakat khususnya ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerbu pasukan kita (TNI)," kata Yudo dikutip dari channel YouTube Puspen TNI, Rabu (19/4/2023).

Akibat kontak tembak tersebut, kata Yudo, 1 prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin meninggal dunia. Miftahul dilaporkan jatuh ke jurang sedalam 15 meter. Selain Pratu Miftahul, ada lima prajurit TNI lainnya yang mengalami luka tembak. Kini, mereka sudah dievakuasi ke sebuah rumah sakit di Timika, Papua.

"Kondisinya semua sehat dan sudah dilaksanakan perawatan di RS di Timika," ungkap Yudo.

Yudo mengaku, sudah menggali keterangan dari prajurit yang selamat. Menurut keterangan si prajurit, bahwa mereka dikepung oleh KKB dengan melibatkan masyarakat dan anak-anak.

Prajurit yang diserang itu memilih untuk bertahan. Yudo menyebut bahwa mereka menghindari jatuh korban dari masyarakat dan anak-anak yang diduga dilibatkan oleh KKB.

"Itu mereka (prajurit) menjadi bingung, antara harus menembak atau apa. Karena yang dihadapi ini masyarakat dan anak-anak. Mereka tidak pernah menghadapi hal seperti itu, sampai melibatkan masyarakat dan anak," tambah Yudo.

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut ini terus mengingatkan kepada seluruh prajuritnya agar menghindari korban masyarakat dan anak-anak saat terlibat kontak tembak dengan KKB di Papua.

"Saya selalu sampaikan, saya tidak mau represif, yang melibatkan korban masyarakat ataupun anak-anak. Tapu ternyata mereka menggunakan itu. Nah ini yang sangat saya sayangkan," kata Yudo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Operasi Lawan KKB Papua Naik Jadi Siaga Tempur Darat

Sebelumnya, Panglima TNI Yudo Margono dalam jumpa pers di Surabaya, Selasa (18/4/2023) menceritakan kronologi pengadangan yang dilakukan KKB di Papua sehingga seorang prajurit TNI gugur. 

"36 prajurit melaksanakan patroli guna mencari pilot Susi Air, di jalan diadang KST (Kelompok Separatis Teroris), dan terjadi kotak tembak. Dari pasukan 36, satu orang meninggal, Miftahul Arifin. Dan 4 orang kena luka tembak, alhamdulillah selamat semua. Belum terkonfirmasi 5 personel," katanya.

Meski ada insiden tersebut personel TNI-Polri tetap melaksanakan operasi penegakan hukum, namun demikian, ujar Panglima TNI, soft approach dengan kondisi seperti ini operasi menjadi siaga tempur darat. 

"Sehingga naluri tempur prajurit terbangun," katanya.

Pendekatan humanis yang awalnlya ingin dilakukan personel TNI-Polri malah dibalas dengan pengadangan kelompok separatis yang akhirnya jatuh korban dari pihak TNI-Polri itu sendiri. Meski begitu, Panglima TNI Yudo, tidak akan melakukan penambahan pasukan, melainkan hanya akan ada rotasi di daerah-daerah rawan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.