Sukses

Perhimpunan Islam Nusantara: Energi Baru Terbarukan Demi Majukan Indonesia

Pengurus Besar Perhimpunan Islam Nusantara (PB PIN) melaksanakan dialog kebangsaan energi Indonesia di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3).

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Perhimpunan Islam Nusantara (PB PIN) melaksanakan dialog kebangsaan energi Indonesia di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3).

Dialog yang mengangkat tema “EBT B40 Dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Untuk Indonesia Maju” ini dihadiri oleh tiga narasumber yakni Akbar Idris (Pemerhati Energi), Bintang Wahyu Saputra (Ketua Umum PB SEMMI 2023-2026) dan juga Ahmad S. Anwar (Direktur ASA Indonesia), PB PIN juga mengundang Kementrian ESDM (Energi dan Sumberdaya Daya Mineral) dan BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit). Kedua instansi tersebut mengirim video video terkait EBT B40 energi berkelanjutan untuk Indonesia maju.

Ketua Umum PB PIN Awaludin menyebutkan bahwa kegiatan dialog yang dilaksanakan PB PIN adalah bentuk kepedulian terhadap semakin menipisnya cadangan migas tanah air.

“Kita tahu bersama bahwa cadangan minyak kita per tahun 2022 berkisar di angka 3,9 milyar barel. Sementara kebutuhan minyak masyarakat indonesia per tahun 2023 berkisar diangka 1,1 juta barel/hari,” kata Awaludin.

Awaludin pun menyebutkan bahwa dengan semakin menipisnya cadangan minyak Indonesia, tentunya mesti ada upaya dalam hal pemenuhan kebutuhan minyak masyarakat Indonesia.

“Salah satu bentuk upaya dalam mengatasi semakin menipisnya cadangan minyak kita adalah dengan menghadirkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam hal ini B40,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantu Perekonomian Indonesia

Menurut Awaludin kehadiran Biodiesel 40 persen (B40) juga membantu perekonomian bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

B40 merupakan bahan bakar nabati campuran antara komoditas kelapa sawit (CPO) dan solar dengan komposisi masing-masing 40 dan 60.

“B40 ini kan hadir dalam rangka mengurangi dampak kebutuhan energi fosil masyarakat indonesia. Di sisi lain, hal ini juga dapat meningkatkan pendapatan negara jika B40 nantinya dijadikan komuditas ekspor ke negara-negara dunia,” ungkap Awaludin.

Awaludin pun berharap agar B40 ini terus mengalami peningkatan dan menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

“Bahkan bila perlu indonesia menjadi pelopor bagi negara-negara dunia dalam hal produksi B40 nantinya,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.