Sukses

Pimpinan DPR: Toleransi Kita Sudah Cukup ke KKB, Harus Tindak Tegas

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menegaskan teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Tengah kepada para pekerja dan awak pesawat Susi Air sangat mengkhawatirkan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menegaskan teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Tengah kepada para pekerja dan awak pesawat Susi Air sangat mengkhawatirkan. Dasco menyebut perbuatan KKB sudah tidak bisa ditoleransi

“Memang Papua ini memprihatinkan, dan kita mengutuk keras cara-cara yang tidak berperikemanusiaan. Untuk itu, saya pikir toleransi kita sudah cukup. Kita harus ambil langkah tegas," kata Dasco di kompleks parlemen Senayan, Rabu (8/2/2023).

Dasco memastikan DPR akan mendukung penuh pemerintah dan aparat hukum. “Parlemen, dalam hal ini DPR RI, mendukung penuh upaya-upaya pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menegakkan hukum di Papua," kata dia.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono meminta TNI-Polri menindak tegas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyandera pilot maskapai Susi Air.

"Pemerintah melalui TNI-Polri harus bersikap tegas walaupun terukur, perbuatan kejam dan brutal ini tidak dapat ditolerir lagi," kata Dave saat dikonfirmasi, Rabu (8/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusak Kesejahteraan Indonesia

Dave mengungatkan tindakan TPNPB-OPM itu telah menginjak hak asasi manusia (HAM).

"Kita memiliki aturan hukum yang jelas. Perbuatan mereka bukan hanya melawan hukum, akan tetapi menginjak-nginjak hak asasi para korban, masyarakat umum," ucapnya.

Selain itu, Politikus Golkar itu menyebut KKB telah merusak pembangunan kesejahteraan Indonesia. Khususnya, warga Papua yang tengah membangun tanah kelahirannya.

"Dan merusak pembangunan kesejahteraan rakyat Indonesia secara umum dan warga papua khususnya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.