Sukses

Richard Eliezer Yakin Putri Candrawathi Tahu Skenario Pembunuhan Brigadir J

Terdakwa kasus dugaan pembunuhan Nofriyansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Putri Candrawathi alias PC selesai menjadi sakti terhadap terdakwa lainnya, Ricky Rizal, Richard Eliezer, dan Kuat Ma'ruf.

Liputan6.com, Jakarta Terdakwa kasus dugaan pembunuhan Nofriyansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Putri Candrawathi alias PC selesai menjadi sakti terhadap terdakwa lainnya, Ricky Rizal, Richard Eliezer, dan Kuat Ma'ruf.

Keterangannya pun dikonfrontir terhadap masing-masing terdakwa, salah satunya Richard Eliezer.

Richard mencatat, ada sejumlah poin yang bertolak belakang dengan apa yang diyakininya. Menurut dia, apa yang disampaikan Putri adalah tidak sesuai fakta atau mungkin lupa akan detil dari kejadiannya.

"Saat 8 Juli, sepanjang perjalanan dari Magelang ke Jakarta tadi ibu menjelaskan bahwa Ibu PC tidur, tidur terus sampe jakarta, bahkan tidak ada percakapan antara saya dengan Ibu PC. Padahal sebenarnya saya ada percakapan dengan Ibu PC menanyakan soal PCR," kata Richard di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022).

Selain soal percakapan dalam perjalanan, dia juga membantah jika Putri tidak tahu menahu soal perintah tentang menyimpan senjata milik Yoshua. Padahal, Richard mengklaim, bahwa lemari penyimpanan senjata diketahuinya karena diarahkan oleh Putri.

"Ibu PC membantah dan katakan lupa saat beliau mengajak saya menyimpan senjata ke kamar di lantai 3 (Rumah Saguling) dan tadi ditanyakan dari jaksa gimana saya bisa mengetahui letak lemari disana?," kata Richard.

Terakhir, Richard memastikan bahwa Putri mengetahui skenario tembak menembak yang dilakukan sebagai alibi awal Ferdy Sambo menghabisi nyawa Yoshua. Sebab, ketika Sambo menyampaikan skenario tersebut, Putri berada di tempat yang sama.

"Ibu PC bilang tidak tahu saat saya ngobrol dengan bapak FS (Ferdy Sambo) di lantai 3 padahal kenyataannya saat bapak dan saya yang ngobrol menjelaskan tentang skenario serta menyuruh saya menembak Yoshua, Ibu PC ada disitu, juga saat saya isi peluru, menambah amunisi Ibu PC ada disitu," yakinnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sebatas Sanggahan

Richard mengamini pernyataan dia hanya sebatas sanggahan yang tentu minim validasi. Sebab antara keterangan dirinya dan saksi sama-sama bertolak belakang.

"Seandainya ada CCTV di lantai 2 dan lantai 3 rumah Saguling dan Jalan Bangka itu ada mungkin akan lebih terang dan ibu tidak berani bohong di pengadilan," dia menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.