Sukses

Jokowi Tekankan Dunia Butuh Kolaborasi, Bukan Rivalitas

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menegaskan bahwa dunia membutuhkan kolaborasi. Untuk itu, rivalitas dan konflik terbuka harus segera diakhiri.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menegaskan bahwa dunia membutuhkan kolaborasi. Untuk itu, rivalitas dan konflik terbuka harus segera diakhiri.

"We need cooperation, we need collaboration. Not rivalry, not open conflict, no, (Kita butuh kerja sama, kita butuh kolaborasi. Bukan persaingan, bukan konflik terbuka, tidak)," kata Jokowi usai mengunjungi Pasar Badung Bali, Kamis (17/11/2022).

Sebelumnya, Jokowi kembali menyerukan agar perang dihentikan, saat membuka Sesi III Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Rabu (16/11/2022). KTT ini dihadiri langsung oleh sejumlah pemimpin negara G20.

"Mengawali sesi ketiga ini, izinkan saya mengulangi pesan yg saya sampaikan pada pembukaan KTT kemarin. Stop the war, i repeat stop the war," jelas Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (16/11/2022).

Dia mengatakan bahwa banyak hal yang harus dipertaruhkan apabila terjadi perang. Jokowi mengingatkan perang hanya akan membuat rakyat sengsara dan pemulihan ekonomi dunia menjadi sulit.

"A lot is at stake. Banyak hal yang dipertaruhkan. Perang hanya akan menyengsarakan rakyat, pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situadi tidak membaik," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanggung Jawab

Menurut dia, pemimpin negara memiliki tanggung jawab untuk membuat situasi dunia menjadi kondusif.

"Sebagai pemimpin, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia," ujar Jokowi.

3 dari 3 halaman

Dihadiri Pemimpin Negara

Sebagai informasi, KTT G20 di Bali berlangsung 15 sampai 16 November 2022. Adapun para pemimpin negara yang hadir di KTT G20 antara lain, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael.

Kemudian, PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Trudeau, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Australia Anthony Albanese. Ada pula Sekjen PBB Antonio Guterrez, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Selanjutnya, Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeol, Presiden Argentina Alberto Fernadez, Menlu Rusia Sergey Lavrov, PM India Narendra Modi, Presiden Uni Emirate Arab Muhammad bin Zayed Al Nahyan. Lalu, PM Italia Giorgia Meloni.

Selain itu, Menlu Brasil Carlos Alberto Franca, dan Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Sementara itu, pemimpin lembaga internasional yang hadir yakni, Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Direktur Jenderal ILO Gilbert F. Houngbo, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, hingga Muhammad Sulaiman Al Jasser selaku Presiden Islamic Development Bank (ISBD).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.