Sukses

Update Covid-19 Rabu 20 Juli 2022: Positif 6.143.431, Sembuh 5.955.577, Meninggal 156.865

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa, 19 Juli 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Rabu (20/7/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta Terus mengalami kenaikan, kasus positif Covid-19 di Tanah Air pada hari ini, Rabu (20/7/2022) kembali bertambah. Naik sebanyak 5.653, sehingga total kasus positif virus Corona terhitung sejak Maret 2020 menjadi 6.143.431 orang.

Seiring kenaikan jumlah pasien positif, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mengungkap adanya penambahan pasien sembuh dan dinyatakan negatif virus Corona.   

Kasus sembuh tersebut naik sebanyak 2.331, maka angka kumulatif kasus sembuh dari paparan virus Corona di Indonesia hingga saat ini menyentuh angka 5.955.577 jiwa.  

Sementara itu, pasien meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 juga dilaporkan Satgas Covid-19 terus meningkat.

Tercatat umlah keseluruhan warga yang berpulang hari ini dilaporkan mencapai 156.865 kasus, setelah terjadi penambahan 10 orang.   

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa, 19 Juli 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Rabu  (20/7/2022) pada jam yang sama.

Sementara itu, Epidemiolog Dicky Budiman mendorong pemerintah untuk terus mengejar target capaian vaksinasi booster. Dia menegaskan, booster penting untuk mencegah keparahan, bahkan kematian akibat Covid-19.

"Vaksin dosis ketiga itu penting, meskipun kita tahu bahwa BA.5, BA.4, BA.2.75 lebih resisten menurunkan efikasi antibodi. Tapi itu menurun dalam artian kemampuan memproteksi diri terinfeksi. Namun, dalam efektifitas mencegah keparahan dan kematian itu tetap tinggi," kata Dicky, Selasa 19 Juli 2022.

Dicky mengatakan, banyak masyarakat belum mendapatkan vaksin dosis lengkap. Padahal, efektivitas booster mencegah dampak parah akibat Covid-19 sudah terbukti di berbagai negara. Data Satgas Covid-19 menyebutkan baru 53.126.957 orang yang sudah divaksin booster dari total target 208.265.720.

"Meski capaian dosis satu dan dua cukup besar, tapi itu tidak cukup untuk mencegah BA.5. Untuk itulah vaksin booster ini harus kita capai, setidaknya 50% dari total populasi. Tapi di kelompok rentan seharsunya di atas 70%," ujar Dicky.  

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sentra Vaksinasi Diperbanyak di Area Publik

 

Menurut dia, sentra vaksinasi harus lebih banyak di area publik untuk meningkatkan capaian vaksinasi. Selain itu, masyarakat juga harus mendapatkan edukasi mengenai risiko, manfaat, bahkan kontra indikasi dari vaksin. Dicky menilai selama ini komunikasi pemerintah masih kurang tepat dan efektif.

"Komunikasi yang disampaikan lebih sering menebar optimisme, sehingga masyarakat menganggap pandemi sudah selesai. Saya rasa literasi pandemi masih minim. Ini harus kita bangun dengan menyampaikan apa adanya," kata Dicky.

Sedangkan anggota Komisi IX DPR Darul Siska berharap selain mengampanyekan pentingnya vaksin, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan juga harus jadi perhatian semua pihak.

"Mengubah pola pikir itu penting bahwa kita masih dalam ancaman Covid-19. Kebersihan harus jadi gaya hidup," kata Darul.

Menurut Darul, semua kalangan dari mulai pemerintah sampai tingkat RT, tokoh masyarakat, tokoh agama, harus terlibat dalam penyampaian pesan yang menekankan pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan. Ini jadi pekerjaan cukup berat karena sekarang kondisi masyarakat cenderung abai.

"Masyarakat semakin abai, merasa Covid-19 sudah lewat karena sekolah sudah boleh, fasilitas umum sudah dibuka. Masalahnya kalau aktivitas masyarakat tidak dibuka, ekonomi tidak bergerak," ujar Darul.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

"Kalau masyarakat masih cuek protokol kesehatan dan cuek vaksin booster maka kemungkinan kasus akan terus melonjak. Ojo kesusu (jangan tergesa-gesa) lepas masker," tutur Moeldoko.

Sebagai informasi, data Kementerian Kesehatan per 27 Juni 2022 menunjukkan, positivity rate Indonesia masih di bawah standar WHO, yakni 2,7 persen.

Sementara untuk jumlah kasus COVID-19, terjadi penambahan sebanyak 1.445 kasus. DKI Jakarta menjadi provinsi yang melaporkan penambahan kasus terbanyak, yakni 838 kasus. Dari jumlah tersebut, 791 merupakan transmisi lokal dan 47 lainnya Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Kenaikan positivity rate dan kasus COVID19 diakibatkan varian baru yang sudah masuk ke Indonesia. Yakni, Omicron BA.4 dan BA.5.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.