Sukses

Ketum PBNU: Masalah Palestina-Israel Sangat Rumit dan Kompleks

Maka, kata Gus Yahya, saat ini NU memilih masuk dari domain atau dimensi keagamaannya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan, bahwa permasalahan yang dihadapi Palestina sangat rumit. Penyebabnya, saling tumpah tindih antara masalah politik dan keagamaan.

"Kami sangat mengerti masalah yang menyangkut Palestina dan Israel dan masalah yang dihadapi rakyat Palestina adalah persoalan yang sangat rumit, kompleks dan saling tumpah tindih antara satu masalah dengan yang lain ada masalah politik, masalah keagamaan, dan lain sebagainya," katanya saat berdiskusi dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara daring, Minggu (27/3/2022).

Dia menyebut, NU berupaya membantu rakyat Palestina bukan hanya bersimpati dari jauh atau mengirimkan bantuan dari kejauhan. Namun ingin berperan dan bertindak langsung ke dalam dinamika masalah-masalah yang ada.

"Tapi kami harus memilih dimensi apa dari permasalahan yang rumit ini yang harus dimasuki oleh Nahdatul Ulama, karena ada masalah politik, ada masalah agama," ucapnya.

Maka, saat ini NU memilih untuk masuk dari domain atau dimensi keagamaannya. Sebab, Nahdatul Ulama berada di bawah dari wewenang pemerintah Republik Indonesia.

"Maka kami memilih dimensi keagamaan, dan menyerahkan upaya upaya dimensi politik kepada pemerintah negara supaya tidak melanggar batas batas wewenang kami dari pemerintah Indonesia," ungkap Yahya.

Bagi NU, lanjut dia, pemihakan nasib rakyat Palestina bukan hanya kepada sesama muslim dan bukan soal membela masjid Al-Aqsa. Tetapi keberpihakan kepada kemanusiaan seluruhnya.

"Bahwa saya nyatakan kelahiran pembebasan Palestina sesungguhnya membawa mandat kemanusiaan yaitu untuk memberikan masa depan yang lebih baik, yang bermartabat kepada rakyat Palestina dan ini adalah tanggung jawab seluruh kemanusiaan," ujarnya.

"Apabila umat manusia gagal memberikan jalan keluar bagi rakyat Palestina maka kemanusiaan gagal untuk memelihara martabatnya sendiri," tutup Gus Yahya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Doakan Rakyat Palestina

Gus Yahya menyerukan seluruh jamaahnya untuk mendoakan rakyat Palestina. Ia berharap negara yang berkonflik dengan Israel itu terbebas dari segala kesulitan.

"Nahdatul ulama akan menyerukan kepada seluruh jamaahnya untuk memanfaatkan bulan Ramadan yang suci ini, bulan Mustajabah bagi doa doa untuk secara khusus berdoa bagi masa depan rakyat Palestina dan terbebasnya rakyat Palestina dari segala kesulitan," kata Gus Yahya.

"Segala kesedihan yang sekarang dialami (rakyat Palestina) menuju martabat kemanusiaan yang lebih mulia dan masa depan yang lebih cerah," tambahnya.

Menurutnya, sejak mulai munculnya masalah di Baitul-Muqaddas atau antara rakyat Palestina dan bangsa Yahudi, NU tidak pernah berhenti selalu berada di pihak rakyat Palestina.

"Dan selalu berupaya mencari jalan untuk bisa sungguh sungguh secara nyata membantu rakyat Palestina untuk memperoleh masa depan yang lebih baik," ungkap Yahya.

Sementara, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada seluruh umat muslim. Kata dia, di bulan Ramadan umat Islam akan memperbanyak ibadah ke tempat tempat suci temasuk ke Al-Quds.

"Saat ini kita semua akan memasuki bulan suci Ramadan dan selamat menjalankan ibadah puasa bagi seluruh umat Islam, di saat bulan Ramadan umat Islam akan menjalankan akan memperbanyak ibadah ke tempat tempat suci, baik di Mekkah, Madina dan di Al-Quds," kata dia.

Abbas mengharapkan Gus Yahya dan NU mengunjungi Al Quds untuk menyebarkan risalah kepada umat Islam secara keseluruhan. Sehingga, dapat memperkuat warga Palestina disana.

"Karena ini merupakan hak kami untuk beribadah secara bebas dan hak seluruh umat Islam untuk beribadah secara bebas," Kata Abbas.

"Di sisi lain kami sampaikan darurat situasi politik untuk menjaga Al-Quds sebagai tempat suci bagi seluruh umat Islam," ungkapnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.