Sukses

PDIP: Pemikiran Bung Karno Masih Relevan dengan Indonesia Kini

Hasto mengatakan, dalam pemikiran Bung Karno, geopolitik itu tidak boleh netral, dia harus berpihak pada tata dunia yang lebih berkeadilan dan bebas dari segala bentuk penjajahan.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, pemikiran geopolitik Bung Karno masih relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Hal itu disampaikan dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Sukarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara, Sabtu (19/2/2022).

Hasto Kristiyanto menjelaskan, keseluruhan pemikiran geopolitik Sukarno sebenarnya merupakan bagian dari kritik terhadap berbagai teori politik dunia.

Maka dari itu, kata dia, dalam pemikiran Bung Karno, geopolitik itu tidak boleh netral, dia harus berpihak pada tata dunia yang lebih berkeadilan dan bebas dari segala bentuk penjajahan.

"Maka itulah dalam pertemuannya dengan Presiden Kennedy yang dilakukan secara rahasia di kamarnya, Bung Karno mengingatkan bagaimana agar AS justru harus mempelopori pembebasan dunia, sama seperti prinsip ketika AS membebaskan diri dari dari kolonialisme Inggris. AS harus kembali ke situ. Sebab declaration of independence Amerika Serikat menjadi inspirasi bagi kemerdekaan Indonesia," kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu (19/2/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perlu Keberanian Ambil Terobosan

Dalam konteks Indonesia saat ini, kata Hasto, pembangunan pertahanan Indonesia seharusnya berdasar prinsip geopolitik tersebut. Sebagai contoh, menurut Hasto, Indonesia tak bisa berlindung di balik netralitas, namun harus mengambil prakarsa bagi perdamaian di Timur Tengah, dan belahan bumi lainnya.

"Kebijakan luar negeri kita kerap terjebak dalam netralitas. Ini jadi perenungan kita sebagai anak bangsa. Pascadilengserkannya Bung Karno seakan geopolitik kita hanya melihat ke dalam, inward looking, hanya sekedar mawas diri. Diperlukan keberanian untuk melakukan tindakan terobosan bagi perdamaian dunia dengan cara pandang geopolitik berdasarkan Pancasila," kata Hasto.

3 dari 3 halaman

Pemikiran Geopolitik Sukarno dan Generasi Muda

Sementara itu, menurut pengamat Yudi Latif, pemikiran geopolitik Sukarno bahkan sangat relevan dan akan mempengaruhi generasi muda Indonesia ke depan. Misalnya, pemikiran tersebut akan sangat mempengaruhi perkembangan politik dan teknologi.

Sebagai contoh, berbasis pandangan geopolitik Bung Karno, seharusnya anak muda Indonesia tak boleh lagi meniru apa yang terjadi di negara di Amerika Latin, yaitu berusaha meng-copy paste Amerika Serikat (AS) dan gagal total.

Dia mengatakan, ketika China mencoba strategi demikian juga gagal. China mulai berhasil ketika, misalnya membangun ekonominya dengan tak sepenuhnya meniru kapitalisme pasar AS, namun yang sesuai akar geopolitik dan kulturalnya.

"Maka ketika Jepang mengembangkan mobil, misalnya, kita tak harus ikut mengembangkan. Mulai lah dulu dari yang kita punya. Kita punya lautan luas, kita punya pangan. Maka seharusnya kita kembangkan teknologi obat dan hidro energi. DNA seni kita luar biasa, bisa kembangkan pariwisata. Maka pemahaman geopolitik Soekarno akan melahirkan pemikiran strategis soal ekonomi, yang diperkuat pengembangan teknologi dan lain-lain," urai Yudi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.