Sukses

Saat Sandiaga Dengarkan Curhatan Penjual Jamu yang Masih Gunakan Alat Tradisional

Sandiaga mengatakan, jamu yang dibuat secara tradisional memang sudah jarang ditemukan, dan ini perlu dilestarikan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno bertem dengan penjual jamu yang masih membuat jamu dengan alat-alat tradisional. Hal ini terjadi saat Sandiaga mengunjungi Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Sandi kemudian langsung mengobrol dengan penjual jamu yang masih dibuat secara tradisional tersebut.

“Jamu yang dibuat secara tradisional memang sudah jarang ditemukan, dan ini perlu dilestarikan,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/12/2021).

Menurutnya, penjual jamu yang bernama Lomin atau biasa disapa Ina Ela tersebut adalah penjual jamu satu-satunya di Desa Bonjeruk. Sehingga penjualannya juga lumayan, bahkan dia sudah melakukan satu inovasi yaitu dengan menjual dua jenis jamu yaitu jenis bubuk dan siap minum.

Menurut Sandi, hal tersebut adalah salah satu inovasi yang mengikuti perkembangan zaman. Sehingga dengan adanya inovasi, Sandi yakin usaha yang dilakukan Lomin bisa terus berkembang.

“Jadi bisa membangkitkan ekonomi Ibu Lomin dan kalau pesanan berlipat-lipat bisa meminta tolong warga lainnya sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru,” tegas Sandi.

Namun, saat Sandiaga berbincang dengan Lomin, dia mengeluhkan masih harus melakukan pekerjaan dengan sangat tradisional. Oleh karenanya, Sandi langsung memesan alat pemarut di salah satu marketplace untuknya guna produksi meningkat.

Dengan ini, diharapkan selain peningkatan ekonomi bisa juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Bonjeruk.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keteteran dengan Pesanan

Sementara Lomin mengaku, kalau selama ini bahan-bahan jamu yang dijualnya memang harus diparut dan direbus secara manual. Sehingga dirinya memang terkadang keteteran dengan pesanan yang diterimanya. Walaupun saat ini dibantu oleh beberapa orang dalam membungkus jamu hasil buatannya.

“Kalau yang pesanan memang sudah banyak, tapi terkadang kita tidak sanggup menerima pesanan yang kian banyak,” tuturnya.

Hingga akhirnya dia mendapatkan alat pemarut jahe dari Sandiaga yang akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memproduksi jamunya. “Saya sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh Pak Menteri, kalau marut sendiri itu pasti lama, terimakasih atas bantuannya Pak Menteri,” tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.