Sukses

Kepala BPH Migas Kunjungan Lapangan Fabrikasi Pertashop di Wilayah Sumbagsel

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kembali melakukan kunjungan lapangan Fabrikasi Pertashop di wilayah Sumbagsel PT. Glory Bumi Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kembali melakukan kunjungan lapangan Fabrikasi Pertashop di wilayah Sumbagsel PT. Glory Bumi Nusantara.

Kunjungan kali ini untuk melihat progress kemajuan pembangunan Pertashop wilayah Sumbagsel, setelah sebelumnya BPH Migas telah melakukan kunjungan bulan Maret lalu.

Kunjungan tersebut dilakukan oleh Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa bersama team, didampingi SBM Pertamina Kota Bandar Lampung, Agung Kaharesa Wijaya; SBM Pertamina Rayon III Lampung, Fresly Leo Chandra Hutapea; dan SBM Pertamina Rayon IV Lampung- Bengkulu, Ferry Fernando; diterima Pengawas Produksi PT. Glory Bumi Nusantara dan dari PT. Sertco Quality (consultant) Aditya Kresno Hendartono bersama rekannya, Lampung.

Akrab disapa Ifan, kepala BPH Migas mengatakan, amanah UU Migas pasal 8 ayat 2 dan 4, sebagai institusi yang bertanggung jawab mengatur dan mengawasi ketersediaan dan Distribusi BBM di seluruh NKRI, subsidi JBT solar maupun JBKP premium maupun non subsidi, termasuk BPH Migas bertanggungjawab mengawasi implementasi Mini SPBU yang dibuat oleh Badan Usaha termasuk Pertamina.

 

Ifan berbincang dengan konsultan PT. Sertco Quality, Aditya Kresno Hendartono, dijelaskan oleh Aditya bahwa Fabrikasi Pertashop wilayah Lampung baru PT. Glory Bumi Nusantara.

“Sumbagsel ada 3, GBN di Lampung dan NKK di Bengkulu. Seluruh Indonesia ada 13 perusahaan saat ini yang menjalankan Fabrikasi Pertashop. Saat ini yang update, sudah dikirim, distribusi wilayah Sumbagsel 458 unit Pertashop, Lampung, Palembang, Bengkulu, OKI Sumsel, Bangka Belitung,” terang Aditya menjawab pertanyaan dari Kepala BPH Migas.

Kepala BPH Migas, mewanti-wanti agar benar-benar terjaga kualitas, sebab jika terjadi misalnya meledak, nama baik berbagai pihak baik Pertamina, BPH Migas, bahkan Menteri BUMN ikut terdampak.

Lebih jauh dijelaskan plat baja yang digunakan semua dari Krakatau Steel, komponen impor dari Korea ada empat jenis, dengan USA lisensi, terdiri dari tank van, pressure valve van, emergency shut off valve, dan manual tank gauge.

“Empat komponen ini yang sekarang sudah bisa diproduksi oleh Pindad, sehingga ke depannya harganya hanya sebesar 160 an juta rupiah, jadi ada penghematan kisaran 60 an juta,” terang Ifan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini