Sukses

5 Hal Terkait Banjir Cipinang Melayu Jakarta Timur

Luapan Kali Sunter yang mengakibatkan banjir merendam pemukiman warga di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Kali Sunter yang meluap mengakibatkan banjir merendam permukiman warga di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.

Banjir tersebut terjadi pada Rabu, 14 April 2021 hingga Kamis dini hari, 15 April 2021.

Menurut salah satu petugas PPSU Cipinang Melayu, Agus, banjir yang merendam permukiman itu terjadi karena intensitas hujan tinggi sejak Rabu sore sehingga mengakibatkan Kali Sunter meluap.

"Akibat hujan di hulu. Sekarang sudah mulai penyurutan," kata Agus di Jakarta, Kamis (15/4/2021), seperti dikutip dari Antara.

Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur pun bergerak cepat membantu penyedotan air banjir yang menggenangi permukiman warga di Cipinang Melayu hingga surut.

"Penyedotan dinyatakan selesai, sudah tidak ada genangan air di Cipinang Melayu," ujar Kasi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman.

Berikut sederet hal terkait banjir di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Kali Sunter Meluap Akibat Hujan Deras

Banjir kembali merendam permukiman warga di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Banjir akibat luapan Kali Sunter yang terjadi pada Rabu, 14 April 2021 hingga Kamis dini hari, 15 April 2021.

Menurut salah satu petugas PPSU Cipinang Melayu, Agus, banjir yang merendam permukiman itu terjadi karena intensitas hujan tinggi sejak kemarin sore yang mengakibatkan Kali Sunter meluap.

"Akibat hujan di hulu. Sekarang sudah mulai penyurutan," kata Agus di Jakarta, Kamis (15/4/2021), seperti dikutip dari Antara.

 

3 dari 7 halaman

2. Banjir hingga Setinggi 1 Meter Sejak Maghrib

Menurut salah warga terdampak banjir, Yati, air luapan Kali Sunter mulai menggenangi permukimannya pada Rabu, 14 April 2021 sekitar pukul 18.30 WIB.

Akibat luapan Kali Sunter tersebut, permukiman di rumahnya digenangi air setinggi hingga satu meter.

Dia pun terpaksa harus mengungsi sementara ke kantor RW setempat sambil menunggu air surut.

"Ini sudah tiga kali selama tahun 2021," ujar Yati.

 

4 dari 7 halaman

3. Petugas Damkar Bantu Sedot Air

Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur membantu penyedotan banjir yang menggenangi permukiman warga di Cipinang Melayu.

Kasi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan bahwa ketinggian air yang menggenang permukiman warga tersebut sekitar 60 sentimeter (cm).

"Penyedotan dinyatakan selesai, sudah tidak ada genangan air di Cipinang Melayu," kata Gatot Sulaeman saat dikonfirmasi, Kamis (15/4/2021), seperti dikutip dari Antara.

 

5 dari 7 halaman

4. 45 Personel Damkar Diterjunkan

Gatot menambahkan, pihaknya mulai melakukan penyedotan pada Rabu (14/4/2021) sekitar pukul 19.25 WIB dan berakhir pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Tidak ada warga yang dievakuasi akibat banjir tersebut. Meski demikian, Gatot mengatakan proses penyedotan sempat terkendala akses menuju ke lokasi banjir dengan kondisi lalu lintas yang padat.

Total ada sebanyak 45 personel yang dikerahkan untuk melakukan penyedotan banjir akibat luapan Kali Sunter di wilayah Cipinang Melayu tersebut.

"Kita kerahkan satu unit 'light rescue' dan delapan unit 'quick response'," jelas Gatot.

 

6 dari 7 halaman

5. Kata Wagub DKI soal Banjir di Cipinang Melayu

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, sejumlah wilayah di Ibu Kota memiliki kontur (garis bentuk atau garis ketinggian) di bawah permukaan air laut, sehingga mudah banjir. Salah satunya Cipinang Melayu, Jakarta Timur.

Akibatnya, lanjut dia, wilayah tersebut akan banjir saat curah hujan tinggi.

"Cipinang Melayu ini kan memang beda. Di Jakarta ini kan konturnya memang di bawah permukaan laut, termasuk Cipinang," kata Riza di Balaikota, Jakarta Pusat.

Menurut dia, kondisi tersebut disebabkan adanya pengerukan tanah untuk pembangunan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan beberapa tahun lalu.

Lahan tersebut membentuk sebuah kubangan yang menjadi lebih rendah dari wilayah sekitarnya.

"Sekarang kubangan itu karena sulitnya lahan oleh warga dijadikan permukiman. Kalau hujan ya banjir," papar dia.

Kendati begitu, politikus Gerindra itu akan mencarikan solusi banjir untuk wilayah di DKI Jakarta yang cenderung rendah.

"Di antaranya konsep yang sudah pernah kami sampaikan, di situ nanti harus dibangun rusunawa, rusunami, sehingga bawahnya kosong," jelas Riza.

 

(Daffa Haiqal Nurfajri)

7 dari 7 halaman

Banjir Datang, Waspada Klaster Pengungsian

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.