Sukses

7 Fakta Gempa Majene Sulbar, Lebih dari Sekali hingga Telan Korban Jiwa

Gempa bumi yang kekuatan yang cukup besar mengguncang Majene, Sulawesi Barat. Gempa ini terjadi lebih dari satu kali.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi yang cukup kuat mengguncang Majene, Sulawesi Barat. Gempa ini terjadi lebih dari satu kali.

Gempa besar terjadi mulai Kamis 14 Januari 2021 pada pukul 13.35 WIB. Gempa menggetarkan Majene dengan kekuatan magnitudo 5,9. Dilaporkan terjadi dua kali gempa susulan usai gempa pertama.

Dan pada Jumat dini hari (15/1/2021), gempa dengan magnitudo 6,2 kembali mengguncang Majene. Gempa itu berpusat di 2,98 LS, 118,94 BT atau 6 kilometer Timur Laut Majene.

Guncangan gempa yang terasa kuat membuat panik warga. Lindu bahkan menelan korban jiwa.

Sejumlah bangunan di kawasan kantor Gubernur Sulawesi Barat roboh. Dua hotel, yakni Grand Maleo Hotel dan Matos Hotel bangunannya rusak.

Andika seorang warga di Perumahan Legenda Mamuju mengatakan, dia membangunkan sanak keluarganya yang tengah terlelap untuk keluar dari rumah. 

"Saya merasakan guncangan yang cukup keras, perabotan rumah seperti lemari berjatuhan. Secepatnya kami (sekeluarga) cepat keluar dari rumah dan menuju tempat yang lebih aman," kata Andika.

Sementara itu, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), warga Majene merasakan getaran gempa yang cukup kuat selama 5 sampai 7 detik.

Berikut deretan fakta terkait gempa yang terjadi di Majene dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Gempa Magnitudo 6,2 pada Jumat dini hari

Gempa magnitudo 5,9 mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Kamis, 14 Januari 2021. Gempa terjadi pada pukul 13.35 WIB. Dilaporkan terjadi dua kali gempa susulan usai gempa pertama.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, lokasi gempa 2.99 Lintang Selatan (LS), 118.89 Bujur Timur (BT).

Pusat gempa 4 km Barat Laut Mejene, Sulawesi Barat. BMKG menyatakan, gempa pada kedalaman 10 kilometer tersebut, tidak berpotensi tsunami.

Kemudian, gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 Wita. Gempa itu berpusat di 2,98 LS, 118,94 BT atau 6 kilometer Timur Laut Majene.

Warga pun merasakan getaran yang kuat akibat gempa Majene itu. "Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene menginformasikan warganya merasakan gempa kuat selama 5 hingga 7 detik," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, dalam keterangannya.

Dia menyebut, gempa yang berpusat 6 km timur laut Majene, Sulawesi Barat ini membuat warga panik dan keluar rumah.

Berdasarkan, laporan yang diterima Pusat Pengendali Operasi BNPB pada dini hari tadi, masyarakat masih berada di luar rumah mengantisipasi gempa susulan.

"Hal serupa dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar. BPBD setempat menginformasikan gempa dirasakan warga cukup kuat sekitar 5 hingga 7 detik. Guncangan memicu kepanikan hingga keluar rumah," ucap Raditya.

 

3 dari 9 halaman

Kantor Gubernur hingga Hotel Ambruk

Gempa yang terjadi itu juga turut dirasakan di pusat ibukota Provinsi Sulawesi Barat, yakni Kabupaten Mamuju yang hanya berjarak 34 kilometer dari pusat gempa. Sejumlah bangunan dilaporkan roboh atau ambruk akibat gempa ini.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com sesaat usai gempa di wilayah Mamuju, bencana alam ini mengakibatkan kerusakan yang parah.

Sejumlah bangunan di kawasan kantor Gubernur Sulawesi Barat roboh, begitu juga dengan dua buah hotel, yakni Grand Maleo Hotel dan Matos Hotel bangunannya juga rusak parah.

Gempa ini juga membuat panik warga yang ada di pusat Kota Mamuju, mereka berbondong-bondong menyelamatkan diri ke daerah berdataran tinggi. Sejumlah tempat seperti Anjoro Pitu, Pattidi, dan Salletto menjadi lokasi mereke untuk mengamankan diri.

Andika seorang warga di Perumahan Legenda Mamuju mengatakan, dia membangunkan keluarganya yang tengah terlelap untuk keluar dari rumah. Karena guncangan gempa membuat seisi rumahnya berhamburan.

"Saya merasakan guncangan yang cukup keras, perabotan rumah seperti lemari berjatuhan. Secepatnya kami (sekeluarga) cepat keluar dari rumah dan menuju tempat yang lebih aman," kata Andika.

Andika menambahkan, Ia tidak mengetahui bagaimana persis keadaan rumahnya, karena saat gempa listrik padam disertai hujan. Mendadak semua penghuni perumahan meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri.

"Semoga tidak ada lagi gempa susulan," ucap Andika.

Tak hanya Andika, ada pula warga yang menyebut sejumlah bangunan bertingkat di kota tersebut roboh.

"Kami semua sudah berlari ke gunung, karena bangunan berlantai tiga di lingkungan kami telah ambruk ke tanah, masyarakat takut tsunami," kata Yahya, salah seorang warga di lingkungan Kasiwa, daerah padat penduduk Kota Mamuju.

4 dari 9 halaman

Warga Panik dan Menuju Tempat Lebih Tinggi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, pusat gempa berada di darat, enam kilometer timur laut Majene di kedalaman 10 kilometer. Lindu tidak berpotensi memicu tsunami.

Namun, gempa ini memicu kerusakan yang disebut lebih parah dibanding gempa sebelumnya pada Kamis siang, 14 Januari 2021.

Sejumlah bangunan di kompleks Kantor Gubernur Sulbar ambruk. Begitu pula dengan bangunan lain di Majene, seperti hotel.

Dalam tayangan video dan foto yang diunggah di berbagai linimassa, warga memenuhi jalan lantaran panik terjadinya tsunami, meski BMKG sudah menyatakan bahwa gempa ini tak memicu tsunami.

Gempa ini juga membuat panik warga yang ada di pusat Kota Mamuju, mereka berbondong-bondong menyelamatkan diri ke daerah berdataran tinggi. Sejumlah tempat seperti Anjoro Pitu, Pattidi, dan Salletto menjadi lokasi untuk mengamankan diri.

 

5 dari 9 halaman

Ada Pasien dan Perawat Terjebak di RS

Regu penyelamat di Mamuju, Sulawesi Barat berjibaku dengan waktu untuk menyelamatkan korban reruntuhan RS Mitra Manakarra yang ambruk akibat gempa.

Kurang lebih delapan korban dilaporkan terjebak di antara reruntuhan bangunan lima lantai yang rata dengan tanah.

Gedung RS Mitra Manakarra Mamuju roboh akibat guncangan gempa bumi dengan Magnitudo 6,2 yang berpusat di Kabupaten Majene pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 Wita.

Muflih salah seorang Bidan di RS Mitra Manakarra mengatakan, kedelapan korban itu terdiri dari dua orang perawat, satu pegawai apotek, empat orang pasien berpasangan dan satu bayi yang berada di dalam inkubator. Mereka terjebak karena tidak sempat menyelamatkan diri saat gempa itu terjadi.

"Empat korban terdeteksi masih hidup, karena beberapa saat yang lalu, saat subuh mereka masih meminta pertolongan. Sedangkan empat lainnya belum diketahui kondisinya," katanya kepada Liputan6.com, Jumat pagi (15/01/2021).

Seorang anggota tim penyelamat, Ibnu Imat Totori menjelaskan, mereka kesulitan untuk menyelamatkan korban gempa. Tidak adanya alat berat menyulitkan mereka untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan beton.

"Saat ini kita masih berusaha dengan alat seadanya. Kita sangat membutuhkan alat berat untuk memindahkan beton-beton ini," ujar Imat.

Imat menambahkan, saat ini pihaknya sudah menghubungi pihak terkait untuk membantu korban gempa dalam proses evakuasi. Sebelum bantuan datang, mereka tetap berusaha untuk menyelamatkan korban.

"Semoga para korban ini dapat selamat," ucap Imat.

Hingga Jumat pagi, listrik di Mamuju masih padam.

 

6 dari 9 halaman

Ada 2 Anak Terjebak Reruntuhan Bangunan

Dua bocah terjebak di reruntuhan bangunan yang ambruk diguncang gempa Majene bermagnitudo 6,2. Kejadian itu terekam dalam video yang diterima dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (15/1/2021).

Dalam video tersebut, tampak bangunan porak poranda akibat diguncang gempa. Di antara puing-puing bangunan itu, terlihat wajah seorang bocah yang sedih. Dia tak bisa bergerak namun masih dapat diajak berbicara.

"Siapa namamu dek,?" tanya orang dalam video tersebut.

"Angel," jawab sang bocah tersebut.

Suasana di lokasi terlihat gelap akibat listrik padam. Warga hanya menggunakan senter untuk menyinari lokasi bencana.

Suara warga juga terdengar bahwa lokasi ini berada di Jalan KS Tubun III. Disebutkan juga ada 4 korban yang kelihatan di antara reruntuhan gempa.

Kejadian ini juga diposting oleh netizen Irwan_Japaruddin @IJaparuddin. Dia menulis, Masih korban akibat gempa di Sulawesi Barat yang terjadi sekitar pukul 02.20 WITA dengan kekuatan 6,2 SR.

Dua anak terjebak reruntuhan gedung.

Mohon doanya. @jokowi @BNPB_Indonesia @Kemenag_RI

 

7 dari 9 halaman

Basarnas Palu Kirim 2 Tim Rescue

Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palu mengirimkan Personel SAR ke Majene, Sulawesi Barat, guna membantu korban gempa bumi Majene, Jumat (15/01/2021).

Personel Basarnas Palu langsung menggelar apel persiapan pemberangkatan, pada Jumat pagi sekitar pukul 06.18 Wita, di halaman kantor yang terletak di Jalan Elang, Kota Palu.

"Dua tim rescue yang berjumlah 12 personel kami berangkatkan ke Majene" kata Kepala Basarnas Palu, Andrias Hendrik Johannes.

Belasan personel yang dipimpin Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Palu, Andi Sultan tersebut akan menempuh jalur darat selama 8 jam ke lokasi dan diperkirakan tiba di Majene sekitar pukul 15.00 Wita.

Untuk mendukung operasi SAR di wilayah tersebut, personel yang berangkat juga membawa armada dan alat pendukung seperti 1 unit kendaraan rescue, truk personel, satu set Alat Estrikasi, palsar pendukung, serta APD virus Corona.

 

8 dari 9 halaman

Update Jumlah Korban Terkini

 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal akibat gempa magnitudo 6,2 di Majene, Sulawesi Barat bertambah menjadi delapan orang.

Hal tersebut disampaikan Pusat Pengendali Operasi BNPB yang bersumber dari BPBD Majene, BPBD Polewali Mandar, BPBD Sulawesi Barat, dan BPBD Mamuju, Jumat (15/1/2021)

"Update Jumat, 15 Januari 2020 pukul 11.10 WIB, korban jiwa Kabupaten Majene 8 orang meninggal dunia, kurang lebih 637 orang luka-luka," demikian pernyataan BNPB.

Selain itu, kurang lebih 15.000 orang mengungsi akibat gempa. Ada 10 titik pengungsian korban gempa, yaitu Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.

BNPB menyebut, kerugian material akibat gempa di Majene antara lain, longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju mengakibatkan akses jalan terputus dan 300 unit rumah rusak.

Kemudian, sebuah Puskesmas rusak berat, Kantor Danramil Malunda rusak berat, jaringan listrik padam, dan komunikasi selular terputus-putus atau tidak stabil.

 

(Fifiyanti Abdurahman)

9 dari 9 halaman

Gempa Bandung dan Pergerakan Sesar

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.