Sukses

Fitur Jejaki Hasil Kolaborasi Pemprov DKI Jakarta, Pemerintah Pusat, dan Startup Atasi Pandemi Covid-19

Dengan fitur Jejaki, warga Jakarta tak perlu mengakses bermacam situs berbeda untuk menemukan data atau informasi terkait wabah Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta berusaha memberikan data ter- update dan terakurat terkait Covid-19, sehingga warga dapat meningkatkan kewaspadaan dan melaksanakan protokol kesehatan.

Pemprov DKI pun bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan perusahaan rintisan (startup), sehingga lahir fitur Jejaki di aplikasi Jakarta Kini (JAKI).

Dengan fitur Jejaki, warga Jakarta tak perlu mengakses bermacam situs berbeda untuk menemukan data atau informasi terkait wabah Covid-19.

Segala kebutuhan yang berkaitan dengan pencegahan dan penanganan Covid-19 terkumpul menjadi satu di Fitur Jejaki.

Cara mengaksesnya juga sangat mudah, karena langsung ditampilkan di laman utama menu aplikasi JAKI. Di dalamnya Anda akan disajikan beragam sub-fitur yang menawarkan sejumlah manfaat selama pandemi Covid-19. Apa saja itu? Yuk cari tahu!

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Zonasi

Fitur Zonasi memungkinkan Anda bisa mengecek status keamanan tempat tinggal dan lingkungan sekitar. Penentuan status ini didasarkan perkembangan kasus di wilayah tersebut.

Jejaki menampilkan ringkasan informasi atau data, seperti jumlah pasien positif, suspek, kontak erat, pasien sembuh, dan pasien meninggal dunia. Untuk hasil yang lebih presisi, Anda bisa melakukan pemindaian dengan radius atau jangkauan yang bisa diatur.Diharapkan setelah mengetahui keadaan sekitar atau kemungkinan terburuk wilayah Anda termasuk zona merah, Anda tidak panik dan meningkatkan kewaspadaan serta memperketat protokol kesehatan.

Tes Mandiri

Tes Mandiri Bagi Anda yang telah terbiasa menggunakan aplikasi JAKI, mungkin bertanya-tanya kenapa fitur JakCLM hilang dari aplikasi yang baru memenangkan kompetisi IdenTIK Kemenkominfo itu.

Tapi jangan khawatir, karena JakCLM atau dikenal sebagai Corona Likelihood Metric mendapat “rumah baru” di dalam fitur Tes Mandiri.

 

Prosedur pemakaiannya pun tetap sama. Bagi Anda yang baru menggunakan fitur ini, Tes Mandiri yang dirancang alumni dan mahasiswa Indonesia dari Harvard University, Amerika Serikat itu bisa dipakai untuk mengecek seberapa besar risiko Anda terpapar oleh virus Corona.

Lewat penerapan teknologi pembelajaran mesin atau Machine Learning , fitur ini akan memberikan hasil tes akurat sesuai dengan kondisi kesehatan, riwayat bepergian, dan riwayat kontak.

Sebagai informasi fitur ini merupakan hasil kolaborasi Pemprov DKI, tim Harvard CLM, dan Perusahaan startup Klakklik Inovasi Digital atau klakklik.id. KlakKlik.id merupakan startup di bidang IT, mobile/Web Development, dan Network & Cloud Expert yang berinisiatif untuk berkontribusi dalam proyek apa pun yang bisa membantu dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Contact Tracing

Kolaborasi Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, melahirkan fitur pelacakan kontak (contact tracing) yang merupakan pengintegrasian aplikasi PeduliLindungi dari Kemenkominfo ke dalam fitur Jejaki.

 

Cara kerja PeduliLindungi menggunakan data dari sinyal Bluetooth untuk merekam informasi yang dibutuhkan. Ketika ada perangkat lain dalam radius sinyal Bluetooth yang juga terdaftar di PeduliLindungi, maka akan terjadi pertukaran ID anonim yang akan direkam oleh gadget masing-masing.

PeduliLindungi selanjutnya akan mengidentifikasi orang-orang yang pernah berada dalam jarak dekat dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 atau Suspek dan Probabe.

Hal ini akan sangat membantu ketika orang tersebut tidak dapat mengingat riwayat perjalanan dan kontak. Data yang terenkripsi juga memastikan privasi pengguna tetap terjaga.

3 dari 3 halaman

Check-Point Monitoring

Sejak Gubernur Anies Baswedan "menarik rem darurat" ( Emergency Brake Policy ), ada beberapa usaha yang diizinkan beroperasi namun dibatasi kapasitasnya.

Tujuannya untuk mencegah klaster penyebaran baru Covid-19. Jajaran Pemprov DKI Jakarta pun tanggap terhadap pentingnya mencegah kerumunan di lingkungan kerja, dari situ Pemprov menggandeng startup pengembang aplikasi bernama JEJAK dan ID-Q.

JEJAK merupakan sebuah aplikasi berbasis mobile yang dapat melakukan pemindaian pergerakan individu melalui kode QR. Sedangkan ID-Q adalah aplikasi di smartphone yang menyediakan identitas pribadi digital dengan kode unik berupa QR code.

Aplikasi ini dapat mempermudah dalam melakukan proses identifikasi dan registrasi untuk berbagai kebutuhan yang menggunakan data personal.

Dari kolaborasi dua sistem aplikasi tersebut lewat Jejaki, pengelola gedung bisa dengan mudah melakukan pengawasan kapasitas gedung selama masa PSBB, dengan mewajibkan pekerja atau pengunjung melakukan pemindaian QR code, baik sebelum memasuki (check-in) maupun meninggalkan (check-out) area gedung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.