Sukses

Profil Calon Pahlawan Nasional Arnold Mononutu, Eks Menteri Penerangan Sukarno

Seperti dikutip dari Kepustakaan Presiden, saat menjadi Menteri Penerangan, Arnold Mononutu mengukuhkan nama Jakarta pada 30 Desember 1949 ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh bangsa yang dianggap punya kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, salah satunya Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu. 

Menurut Menteri Sosial Juliari Batubara, pemberian gelar pahlawan nasional kepada keenam tokoh tersebut akan dilakukan bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2020 di Istana Negara. 

"Calon penerima gelar pahlawan nasional akan disampaikan langsung oleh Bapak Presiden di Istana Negara pada tanggal 10 November, setelah acara upacara ziarah nasional," kata Juliari pada konferensi pers di YouTube Kemensos, Jumat (6/11/2020).

Dia pun memastikan, keenam tokoh bangsa yang akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional tersebut sudah melalui tahapan yang telah ditetapkan, baik dari Kemensos maupun Dewan Gelar. 

Dalam keenam nama tokoh yang akan diberikan sebagai pahlawan nasional, terselip nama seorang Menteri Penerangan Era Presiden Soekarno, yaitu Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu. 

Berikut profil sosok Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pernah Jadi Menteri

Dikutip dari buku Kabinet Hatta, karya Tamar Djaja, Arnold Mononutu dilahirkan di Manado 4 Desember 1898. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan di era kabinet Presiden Sukarno dan Wapres Mohammad Hatta. 

Seperti dikutip dari Kepustakaan Presiden, saat menjadi Menteri Penerangan, dialah yang mengukuhkan nama Jakarta pada 30 Desember 1949 ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang. 

Sejak itu, nama Batavia menghilang. Pengukuhan nama Jakarta tersebut dilakukan sesudah berlangsungnya Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Selain menjabat menteri, Mononutu pernah jadi anggota Majelis Konstituante (1956-1959) mewakili PNI. 

Semasa mudanya, Arnold menghabiskan hidup dalam belajar dan berjuang. Ia pernah sekolah dagang pertengahan, kemudian melanjutkan studi kesusasteraan Belanda dan Belanda kuno di Universitas Leiden, Den Haag, Belanda.

 

3 dari 4 halaman

Pembentuk Organisasi Pemuda PI

Terkait organisasi, dalam jurnal berjudul Kesultanan Ternate Pada Era Pemerintahan Soekarno, karya Rustam Hasim, dijelaskan Arnold Mononutu bersama para pemuda lainnya terlibat dalam pembentukan organisasi lokal pada 20 Desember 1945.

Organisasi pemuda itu bernama Persatuan Indonesia (PI) yang diketuai oleh MA Kamaruddin. 

Kemudian pada kongres ke-2 di Ternate, 9 Januari 1946, Arnold Mononutu terpilih sebagai Sekretaris Persatuan Indonesia (PI). 

Setelah terpilihnya Arnold Mononutu sebagai Sekretaris dan Chasan Boesoirie sebagai Ketua, Persatuan Indonesia tampil sebagai organisasi yang terus-menerus menentang secara tegas kebijakan pemerintahan Hindia Belanda di Maluku Utara.

 

4 dari 4 halaman

Kiprah di GAPKI

Dilanjutkan dalam buku Kabinet Hatta, sewaktu dibentuk Dewan Perwakilan Indonesia Timur, Arnold terpilih sebagai menjadi anggota. 

Kemudian pada 1937, ia terpilih menjadi wakil ketua parlemen pertama dari Negara Indonesia Timur.

Dalam parlemen tersebut, ia menjadi ketua fraksi progresif dan kemudian terpilih menjadi Menteri Penerangan Republik Indonesia Serikat, dengan partainya Partai Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (GAPKI). 

GAPKI yang dipimpin oleh Arnold Mononutu merupakan aliansi politik terbesar dan terkuat di Indonesia Timur. Sebagai sebuah kekuatan oposisi, GAPKI sangat disegani dan diperhitungkan pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT)

 

(Muhammad Sulthan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.