Sukses

3 Catatan Jokowi Jelang Penggabungan BUMN Sektor Aviasi dan Pariwisata

Ada tiga catatan disampaikan Jokowi, utamanya bagaimana meringkas manajemen sektor penerbangan dan pariwisata agar lebih jelas arahanya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka rapat terbatas terkait rencana penggabungan BUMN di sektor aviasi (penerbangan) dan pariwisata. Pada rapat itu, Jokowi menyampaikan tiga catatan.

Poin yang ditekankan, yakni terkait bagaimana meringkas manajemen sektor penerbangan dan pariwisata agar lebih jelas arahannya.

"Saya tekankan, poin satu, saya melihat airline hub terlalu banyak dan tidak merata. Kita lihat lagi saat ini ada 30 bandara internasional, apakah diperlukan sebanyak ini?" tanya Jokowi saat membuka rapat secara daring di Istana Negara Jakarta, Kamis (6/8/2020).

Menurut dia, melihat tingkat kesibukannya, hanya ada empat bandara yang mendominasi tingkat lalu lintas internasional. Pertama Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Bandara Ngurah Rai di Bali, Bandara Juanda di Sidoarjo, dan Bandara Kualanamu Medan.

Poin kedua, lanjut Jokowi, bagaimana pemerintah harus berani menentukan bandara internasional hub sesuai fungsi geografis, karakteristik dan wilayahnya.

"Ada delapan bandara internasional berpotensi jadi hub dan superhub, yaitu Ngurah Rai, Soetta, Kualanamu, Jogjakarta, Balikpapan, Hasanudin, Samratulangi dan Juanda di Surabaya," beber mantan Gubernur DKI Jakarta ini. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saling Terhubung

Pada poin terakhirnya, Jokowi berharap agar penggabungan BUMN di sektor aviasi dan pariwisata yang dibahas dalam ratas hari ini dapat menghasilkan lompatan pariwisata.

Kuncinya, menurut Jokowi, bagaimana hal-hal pendukungnya harus di desain terkonsolidasi dari hulu ke hilir.

"Jadi mulai dari manajemen airline layanan bandara itu tersambung hingga ke manajemen hotel sampai industri kreatif yang kita miliki. Saya kira itu sebagai pengantar," Jokowi menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.