Sukses

Pemkot Serang Belum Pikirkan Keberlangsungan Hidup Keluarga Almarhum Yulie Nuramelia

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa Yulie Nuramelia sempat menahan lapar selama dua hari dengan meminum air galon.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota (Pemkot) Serang belum memikirkan kelanjutan hidup keluarga almarhum Ibu Yulie Nuramelia, yang diduga meninggal dunia karena kelaparan.

Wali Kota Serang Syafrudin menjelaskan, pihaknya hingga kini masih menunggu pantauan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang.

"Nasib keberlangsungan keluarga tentunya nanti akan kita pantau. Sebab Pak Holik (suami Ibu Yulie) ini kan usaha, nggak diem dia. Nanti melalui dinas terkait, Dinsos dan Disnaker akan memantau perkembangan Pak Holik ini," ungkap Syafrudin saat ditemui di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang, Banten, Rabu (22/04/2020).

Terkait pemberian pelatihan atau bantuan untuk memulai usaha, Pemkot Serang mengaku belum memiikirkannya. Syafrudin beralasan masih mengurus anak-anak almarhum Ibu Yulie dan Pak Holik.

"(Pelatihan dan penempayaj kerja) nanti lihat perkembangan dulu, pemantauan kami. Saat ini anak dulu yang kita selamatkan," jelasnya.

Anak pertama almarhum, lanjut dia, kini sudah diserahkan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) untuk mendapatkan pendampingan psikologis, hak bermain, tumbuh kembang dan kebutuhan anak lainnya.

Yulie Nuremalia, sebelumnya diketahui meninggal dunia, sejak Senin, 20 April 2020, sekitar pukul 15.00 WIB.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyeban Kematian Belum Diketahui

Meski sudah tiga hari meninggal dunia, sejak Senin 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 WIB, hingga hari ini, Walikota Serang, Syafurdin, mengaku belum mendapatkan laporan resmi penyebab meninggalnya ibu dari empat orang anak tersebut.

"(Rekam medis) belum keluar, (berapa lama) enggak tahu saya juga. Nanti saya tanyakan ke dokter. Tetangga harusnya jangan menekan ya, ini kan persoalannya semua orang tahu, lebih baik tetangga yang memberikan suport yang dingin, situasi ini kan agak memanas. Nanti melalui Pak RT, Pak Lurah, agar situasinya agak tenang," jelasnya.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa Ibu Yulie sempat menahan lapar selama dua hari dengan meminum air galon. Kemudian bantuan pun banyak mengalir. Entah mengapa Ibu Yulie akhirnya pingsan kemudian meninggal dunia pada Senin, 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 WIB. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.