Sukses

Fraksi PKB: New Normal Bisa Jadi Cara Bangkitkan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Fathan menilai saat ini tidak bisa berbicara soal covid jika ekonomi melemah. Pemerintah harus cepat, karena jika terlambat maka ekonomi akan memburuk.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi PKB Fathan Subkhi mengatakan, pihaknya mendukung pemerintah segera menggerakan sektor riil. Menurutnya, lahirnya Perppu yang disetujui oleh DPR sebagai itikad baik agar pandemi Covid-19 segara berlalu.

"Langkah-langkah strategis harus segara diambil oleh pemerintah, agar tidak terjadi kemerosotan ekonomi. Ketika pemerintah mengeluarkan stimulus perekonomian Rp 908 triliun. Kami DPR memberikan catatan-catatan penting," kata Fathan, dalam diskusi virtual "New Normal Cara Efektif Membangkitkan Ekonomi", Kamis (25/6/2020).

Fathan menilai saat ini tidak bisa berbicara soal Covid-19 jika ekonomi melemah. Pemerintah harus cepat, karena jika terlambat maka ekonomi akan memburuk.

"New normal ini sebagai salah satu cara untuk membangkitkan ekonomi baik sektor riil dan beberapa sektor-sektor lain. Dan tidak kalah penting adalah meningkatkan daya beli masyarakat. Karena pertumbuhan ekonomi kita ditopang oleh daya beli masyarakat," ujarnya.

Deputi III KSP Panutan S menambahkan, kondisi seperti ini dirinya mengimbau agar masyarakat tetap mengikuti anjuran pemerintah yang tentunya berdasarkan pendapat para ahli kesehatan. Paling tidak tiga hal itu, menggunakan masker, kemudian menjaga satu setengah meter, kemudian menjaga kebersihan, mencuci tangan. Itu dilakukan untuk kebaikan semua.

"Jadi bukan untuk pemerintah, tapi untuk kita semua, untuk kebaikan kita semua. Lakukan tiga hal itu, maka Insya Allah adaptasi menuju masyarakat yang produktif tapi aman dan sehat itu akan terjalin," kata Panutan.

Direktur pengembangan strategi PB BNPB Agus Wibowo mengatakan,  Peran keluarga dianggap sangat sentral dalam penanganan krisis pandemi Covid-19. Selain memberikan layanan kesehatan dan bantuan ekonomi pemerintah dianggap perlu memberikan dorongan untuk menguatkan ketahanan keluarga di masa sulit. 

Dalam konteks ini, menurutnya, keluarga tangguh memahami covid-19 secara baik, seperti cara  penularan, gejala, langkah pencegahan, serta cara penanganan. Disampaikannya, kiat menghadapi new normal adalah 4 sehat 5 sempurna, yaitu pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, olahraga dan tidur teratur serta makan makanan bergizi.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Ditargetkan

Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Kementerian Perekonomian, Edi Prio Pambudi menyatakan, adanya penambahan kasus relevan dengan adanya peningkatan kapasitas dari sisi pemeriksaan, karena  memang sudah ditargetkan pemeriksaan ini harus mencakup luas. Tujuannya adalah menemukan orang-orang yang terinfeksi, kemudian diambil langkah secepatnya supaya menghindari penyebaran.

"Apakah karena dengan pelonggaran kemudian terjadi seperti ini, tidak. Tapi juga bisa karena adanya, apa, target pemeriksaan yang diperluas, yah, itu. Yang pasti kita juga menjaga jangan sampai karena semakin lama kegiatan usaha dihentikan, kemudian menimbulkan ketidakpastian, itu nanti bisa panjang eksesnya," ungkapnya.

Edi khawatir dari ekonomi, kemudian pergerakan sosial dan lain sebagainya. Tentu kita tidak mengharapkan hal itu terjadi. Hingga pemerintah, bahkan melalui gugus tugas memantau dan memantau terus bagaimana perkembangan ini.

"Kita akan coba, jangan sampai kemudian pada saat sudah mulai pulih lagi, tapi ternyata ada masalah yah dengan kegiatan usahanya. Karena tiga bulan ditutup itu tidak mudah yah.  Nah inilah yang kemudian kita, apa ibaratnya itu, dilakukan secara simultan, secara pararel, bersamaan dan kemudian kita evaluasi. Jangan lupa, proses evaluasi ini terus berjalan," papar Edi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.