Sukses

Pemerintah Pastikan Banjir Bandang di Penajam Paser Utara Bukan Lokasi Ibu Kota Baru

Pemerintah telah memetakan wilayah mana saja di ibu kota baru yang berpotensi banjir. Sehingga, pemerintah bisa mengantisipasi banjir.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memastikan bahwa banjir bandang yang terjadi di Desa Bukit Subur Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, jauh dari titik ibukota baru. Penajam Paser Utara merupakan lokasi yang akan dibangun ibu kota baru.

"Bukan, bukan (di titik ibu kota baru). Iya (masih jauh)," ucap Suharso di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Dia mengakui bahwa di lokasi ibu kota baru memang ada daerah landai yang bisa terendam air. Namun, hal itu telah diperhitungkan saat menetapkan sebagai Penajam Paser Utara sebagai lokasi ibu kota pengganti Jakarta.

"Memang daerah landai air itu kita sudah perhitungkan ada. Tapi enggak persis di tempat itu," kata Suharso.

Pemerintah, kata dia, telah memetakan wilayah mana saja di ibu kota baru yang berpotensi banjir. Sehingga, pemerintah bisa mengantisipasi banjir.

"Malah kita punya peta banjir 100 tahunan banjir, 50 tahunan yang sebelum-sebelumnya. Kita tahu persis keadaan disana," jelas Ketum PPP itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menunggu Laporan

Hujan lebat dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (18/2/2020). Satu jembatan dilaporkan kayu jebol dihantam arus banjir. 

Laporan yang diterima Liputan6.com dari BPBD Kabupaten Penajam Pasir Utara, hingga pukul 13.30 WIB terdapat 115 Kepala Keluarga yang terdiri dari 379 orang yang terdampak banjir. 

Denganrincian di Desa Bukit Subur: 104 KK/336 jiwa yang terdampak, di RT01: 18 KK/64 Jiwa, RT02: 18 KK/57 Jiwa, RT03: 5 KK/20 Jiwa, RT04: 20 KK/64 Jiwa, RT05: 11 KK/33 Jiwa, RT06: 22 KK/64 Jiwa, RT07: 3 KK/12 Jiwa dan RT10: 7 KK/22 Jiwa. Sedangkan di Kelurahan Riko: 11 KK/43 Jiwa terdampak.

Selain hujan dengan intensitas tinggi pada malam hingga pagi pada Selasa, 18 Februari 2020, banjir juga disebabkan kondisi pasang surut air laut yang mencapai ketinggian muka air mencapai sekitar 0,8 – 1,9 meter.

Dilaporkan dari lokasi, sinyal ponsel dan telepon sangat susah sehingga memperlambat proses pelaporan di lapangan ke Pusdalops BPBD PPU. Selain itu, warga tidak bisa memasak karena material kayu bakar basah terkena hujan. Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah paket alat pembersih, paket makanan siap saji, dan matras.

Catatan BNPB, dalam kurun waktu 2010 - 2019, Penajam Paser Utara telah dilanda 30 kali banjir.

PPU memang memiliki potensi kerawanan terjadinya bencana banjir sesuai sifat dan kondisi masing-masing kecamatan. Potensi kerawanan bencana banjir akan semakin besar jika intensitas curah hujan tinggi atau ekstrem dan terlebih lagi ketika pada saat yang bersamaan kondisi air laut dalam keadaan pasang tinggi.

Berdasarkan pengamatan BNPB, penyebab terjadinya banjir yang terjadi di Desa Bukit Subur karena badan sungai terjadi pendangkalan, banyaknya kelokan dan adanya sampah yang berlebihan, sehingga menghambat aliran sungai.

 

3 dari 3 halaman

Kerusakan dan Korban

Sedangkan untuk Kelurahan Riko disamping intensitas hujan tinggi, banjir juga disebabkan letak geografisnya yang berada pada dataran rendah, terdapat sungai besar yaitu Sungai Riko dan kondisi akan diperparah saat kondisi air laut pasang tinggi.

Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir melanda Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa 18 Februari 2020. Hingga kini, belum ada laporan mengenai kerusakan dan korban akibat banjir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.