Sukses

Jakarta Jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk Keempat Pagi Ini

Pemakaian masker dianjurkan agar tidak terpapar partikel halus udara yang berbahaya bagi kesehatan saluran pernapasan.

Liputan6.com, Jakarta - DKI Jakarta kembali menempati peringkat keempat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, Kamis (3/10/2019) pagi.

Berdasarkan data laman AirVisual.com pada pukul 06.00 WIB, kualitas udara Jakarta mencapai angka 164 berdasarkan AQI atau indeks kualitas udara dengan status udara tidak sehat.

Peringkat tersebut setara dengan nilai polutan sebesar 80.2 µg/m³ dengan perimeter PM 2.5. Peringkat ini naik 4 poin berdasarkan AQI dari kualitas udara Jakarta Kamis pekan lalu sebesar 160.

Kualitas udara terburuk pertama dan kedua ditempati oleh Kota Kuwait di Kuwait dan Dhaka di Bangladesh dengan nilai 183 berdasarkan AQI atau setara dengan PM2.5 sebesar 127,2 µg/m³.

Pada posisi ketiga ditempati oleh Kota Dubai di Uni Emirat Arab dengan status udara tidak sehat. Dubai memiliki kualitas udara dengan indeks 168 berdasarkan AQI atau setara dengan PM2.5 sebesar 89 µg/m³.

Di posisi kelima Kota Lahore di Pakistan memiliki kualitas udara terburuk di dunia dengan AQI sebesar 162 atau setara PM2.5 sebesar 76 µg/m³.

Kelima negara tersebut memiliki status udara tidak sehat dan masyarakat lebih disarankan untuk beraktivitas di dalam ruangan.

Jika masyarakat ingin beraktivitas di luar ruangan, pemakaian masker dianjurkan agar tidak terpapar partikel halus udara yang berbahaya bagi kesehatan saluran pernapasan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kualitas Udara Buruk

Sejak Agustus 2019, masyarakat Jakarta harus menghirup udara dengan kualitas udara yang buruk berdasarkan laporan kualitas udara di situs AirVisual.com.

Kualitas buruk ini berakhir di meja hijau oleh kelompok masyarakat bernama Ibu Kota yang menggugat 7 jabatan penting di Indonesia, dua di antaranya adalah Presiden Republik Indonesia dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.