Sukses

Tangani DBD, Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi DBDklim

Selain aplikasi DBD, ada dua aplikasi kesehatan lain yang diluncurkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan tiga aplikasi berbasis android terkait pelayanan kesehatan. Salah satunya yakni aplikasi DBDKlim yang akan memberikan peringatan dini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut hal tersebut merupakan bentuk komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam menanggulangi DBD.

"Masalah yang kita hadapi banyak sekali, dan kita harus melakukan inovasi menyelesaikan masalah yang sebelumnya tidak terbayangkan," kata Anies di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2019).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menginginkan Dinas Kesehatan DKI mampu melakuan beberapa terobosan atau solusi baru mengenai kesehatan.

Selain itu dua aplikasi lainnya yakni Jak-Track untuk menanggulangi HIV/AIDS dan E-Jiwa untuk mendeteksi masalah kejiwaan secara dini.

"Saya berharap di akhir tahun ini, banyak inovasi yang bisa ditawarkan DKI Jakarta ke kota-kota lain, kepada daerah-daerah di seluruh Indonesia," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

5 Kecamatan DBD Tertinggi

Sebelumya, ada lima kecamatan di Jakarta dengan kasus demam berdarah dengue(DBD) tertinggi. Angka tersebut dilihat berdasarkan incident rate (IR) masing-masing wilayah.

"Kecamatan yang paling tinggi IR kasus DBD ada di Kecamatan Jagakarsa dengan IR 19,27 per 100.000 penduduk," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti saat ditemui di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ditulis Selasa, (29/1/2019).

Di bawah Kecamatan Jagakarsa, IR DBD tertinggi meliputi Kecamatan Kalideres sebesar 16,94 per 100.000 penduduk, Kecamatan Kebayoran Baru 16,54 per 100.000 penduduk, Kecamatan Pasar Rebo 13,93 per 100.000 penduduk, dan Kecamatan Cipayung 13,57 per 100.000 penduduk.

"Kami menggunakan perhitungan IR, bukan jumlah total kasus DBD. Tujuannya supaya parameter pengukurannya sama, yaitu dibandingkan dengan 100.000 penduduk," ucap Widyastuti.

Tingginya kasus DBD di Kecamatan Jagakarsa, salah satunya karena intensitas hujan dan kelembapan yang tinggi.

Saksikan video pilihan di bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.