Sukses

Wakil Ketua MPR Sebut Napi Kabur di Aceh karena Sistem Pengawasan Lemah

Sebanyak 113 napi kabur dari Lapas Klas II A Lambaro, Banda Aceh, Kamis 29 November 2018 sore.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 113 napi kabur dari Lapas Klas II A Lambaro, Banda Aceh, Kamis 29 November 2018 sore. Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan kaburnya napi ini disebabkan oleh sistem pengawasan lapas yang lemah.

"Sebenarnya modus yang seperti ini sudah berulang di banyak tempat. Terjadi, terjadi, dan terjadi. Karena selalu saja pengawasan dari petugas kita dari lapasnya selalu lemah," kata Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 30 November 2018.

Menurut dia, lemahnya sistem pengawasan bisa membuka peluang para narapidana melakukan pemberontakan ataupun membuat napi mudah kabur. Oleh karena itu, dia berharap kejadian ini bisa menjadi bahan evaluasi.

"Oleh karena itu pelajaran yang terjadi di banyak lapas harusnya menjadi pelajaran penting supaya peristiwa ini tidak berulang. Karena peristiwa ini sudah beberapa kali terjadi," ujar Muzani.

Direktur Jenderal Permasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengungkapkan napi kabur itu memanfaatkan waktu salat magrib berjamaah.

"Sesuai dengan syariah Islam di Aceh yang sangat kental dengan pertimbangan dan penilaian petugas terhadap warga binaan yang dianggap baik, maka petugas lapas memberikan kesempatan mereka untuk menunaikan salat magrib berjamaah di masjid," kata Sri Puguh kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dijaga 7 Sipir

Seratusan napi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Lambaro, Aceh Besar kabur, setelah menjebol pagar ornamesh baja dan jendela teralis lapas. Saat peristiwa itu terjadi, ada tujuh sipir yang berjaga di lapas.

"Ada tujuh orang (sipir)," ujar Kabag Humas Ditjen PAS Kemenkumham Adek Kusmanto ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis.

Padahal, lapas itu dihuni oleh 727 napi dan tahanan. Oleh karena itu, mudah bagi napi untuk kabur.

Dia mengatakan, para napi yang kabur ini memanfaatkan waktu beribadah untuk melarikan diri. Mereka menyerang petugas dan merusak sejumlah fasilitas lapas.

"Di antara mereka ada yang betul-betul niat beribadah ada yang memanfaatkan momen itu memprovokasi lainnya untuk mengajak melarikan diri dengan merusak pintu dengan alat barbel dan alat-alat olahraga lainnya," ujar Adek.

Reporter: Sania Mashabi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.